ACEH

Cold Storage di PPS Kutaraja Lampulo Full

HARIANACEH.co.id|Banda Aceh – Melimpahnya hasil tangkapan nelayan yang terjadi dalam beberapa hari ini di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kutaraja Lampulo yang mengakibatkan terjadinya fluktuasi harga ikan.

Pemerintah Aceh melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) terus memantau perkembangan pasar untuk mengembalikan kestabilan harga tersebut.

“Kita patut bersyukur bahwa saat ini ketersediaan ikan di laut kita melimpah. Hanya saja dalam penanganan sumberdaya yang berlimpah ini membutuhkan kerjasama semua pihak agar harga dan mutu ikan dapat terjaga,” ujar Kepala DKP Aceh Aliman, S.Pi.,M.Si disela-sela usai rapat di kantornya kepada media, Jumat (03/05/2024).

Ia menjelaskan, “nelayan dalam menjalankan usaha menangkap ikan di laut agar perlu juga menyelesaikan dengan kapasitas tampung (fishing capacity) dari pada kapal masing-masing, terutama dengan jumlah ketersediaan es di kapal, ini dimaksudkan untuk menjaga mutu ikan,” ujarnya.

Menurutnya, faktor lain yang menyebabkan banyaknya hasil tangkapan ikan karena di WPPRI 572 sedang mengalami musim ikan, sehingga semua armada penangkapan ikan yang beroperasi di wilayah tersebut (Barat Sumatera) mengalami peningkatan hasil tangkapan.

“Sementara itu, permintaan pasar atau kebutuhan ikan secara domestik tidak meningkat atau mengalami stagnasi. Ketika permintaan ikan di pasar tetap, sementara produksi meningkat, maka yang terjadi adalah harga ikan akan menurun,” tambah Aliman.

Berdasarkan pengamatan pihaknya di lapangan, ikan yang tidak tertampung oleh cold storage maupun pedagang dikarenakan memang kualitas ikan yang didaratkan di pelabuhan sudah dalam kondisi kurang baik (bawah standar – BS).

Cold Storage Optimal Serap Ikan Nelayan

Sebenarnya jumlah cold storage sudah tersedia, namun ini diikuti seiring bertambahnya jumlah armada dan pengalihan pelabuhan pangkalan tempat bongkar ikan, dari pelabuhan lain misalnya Pelabuhan IDI ke PPS Kutaraja.

Perlu juga kami sampaikan, kapasitas penampungan pada cold storage memang terbatas. Saat ini semua cold storage yang ada di komplek PPS Kutaraja dan sekitaran Banda Aceh sudah optimal menyerap ikan hasil tangkapan nelayan. Bahkan cold storage ada yang sudah kelebihan kapasitas artinya ruang simpan sudah full.

Berdasarkan data dan pengalaman selama ini, produksi ikan melimpah dominannya terjadi dari bulan September hingga Januari. Semestinya produksi ikan yang meningkat ini dapat didistribusikan ke berbagai tujuan.

Dari konfirmasi yang kami peroleh dari pelaku usaha bahwa terganggunya distribusi hasil perikanan di Aceh turut mempengaruhi pemasaran ikan ke luar negeri (ekspor) akibat situasi konflik yang terjadi di wilayah Timur Tengah.

Sebab itu, harapan kita adalah armada penangkapan ikan supaya dapat menangani hasil tangkapan ikan di atas kapal dengan baik dan mampu mempertahankan mutu ikan hingga sampai ke darat. Sehingga tindakan mengafkir ikan dapat dikurangi.

“Penanganan di atas kapal yang benar salah satunya adalah bukan menangkap ikan sebanyak-banyaknya tetapi secukupnya atau menyesuaikan dengan kapasitas, artinya di perkirakan bisa tertangani tetap dalam kualitas yang baik ketika tiba di darat,”‘ tuturnya.

Terkait adanya isu ikan yang di tanam di sekitar PPS Kutaraja, Aliman mengatakan, hal ini disebabkan kondisi fisik ikan yang sudah busuk dan tidak layak konsumsi [akibat penanganan yang tidak baik di atas kapal].

“Sebenarnya kondisi ikan BS ini selalu terjadi, hanya saja dalam jumlah yang sedikit, dan tertampung oleh pembudidaya lele dan pembudidaya kerapu sebagai pakan bagi ikan budidaya,” ujarnya.

Mengenai potensi pabrik tepung ikan, Aliman juga menguraikan, Pemerintah Aceh sudah merespon hal itu dengan membangun pabrik masih dalam kawasan Lampulo. Namun karena banjir ikan sifatnya musiman, maka pabrik sering mengalami kekurangan bahan baku.

“Akibatnya usaha ini belum mencapai skala ekonomis, ada hambatan dalam menjalankan usahanya karena bahan baku tidak mencukupi. Sehingga hal ini juga memengaruhi kelayakan pendirian pabrik tepung ikan tersebut” pungkasnya.

1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya