EKONOMIFINANSIAL

Ternyata Ini Biang Kerok yang Bikin Kurs Rupiah Tembus Rp16.000 per Dolar AS

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Konflik di Timur Tengah menjadi salah satu faktor yang menyebabkan nilai tukar (kurs) rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Begitu yang dikatakan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK II Tahun 2024, saat menjawab persoalan rupiah yang kini tembus di atas Rp16.000 per dolar AS.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Menurut Sri, konflik tersebut telah membuat The Fed cenderung mempertahankan suku bunga tinggi mereka lebih lama, sehingga menyebabkan terjadinya arus modal portofolio keluar dari negara berkembang dan masuk ke AS.

Berita Lainnya:
Dapat Izin Bea Cukai, Airlangga: Sritex Bisa Lanjutkan Ekspor Impor
ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

“Ini menyebabkan penguatan mata uang dolar AS dan melemahnya nilai tukar berbagai mata uang dari berbagai negara,” jelas Sri Mulyan, dikutip Sabtu (4/5).

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Sri Mulyani mengatakan indeks nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia menguat tajam dengan mencapai level tertinggi 106,25 pada 16 April. Dolar AS mengalami apresiasi 4,86 persen dibandingkan level pada akhir 2023.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Penguatan dolar itu telah berimbas terhadap melemahnya mata uang Garuda hingga 5,02 persen pada akhir April kemarin.

Berita Lainnya:
Erick Thohir Copot Nicke Widyawati dari Kursi Dirut, Simon Aloysius Pimpin Pertamina
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Meski demikian Sri Mulyani mengatakan pelemahan rupiah masih lebih baik dibandingkan mata uang lainnya, seperti yen Jepang yang turun 10,92 persen dan won Korea Selatan melemah 6,34 persen (ytd).

“Perkembangan ini tentu didukung dari respons Bank Indonesia yang terus memperkuat kebijakan,” pungkasnya.

Beberapa waktu lalu BI sendiri telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 6,25 persen sebagai respons terhadap pelemahan nilai rupiah


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya