Gelombang demo besar-besaran terus meluas. Para akademisi turun ke jalan menunjukkan solidaritas terhadap warga Palestina. Mulai dari Amerika Serikat, Eropa, hingga ke Asia.
Seluruh mahasiswa unjuk rasa menuntut pemerintah dunia mengambil tindakan tegas agar Israel berhenti melancarkan operasi militernya di Gaza. Mereka terus menyerukan gerakan agar perguruan tinggi melakukan divestasi dari perusahaan yang mendukung Israel.
Mereka meyakini perusahaan-perusahaan itu mendukung dan mendanai serangan Tel Aviv di Gaza. Berikut beberapa aksi unjuk rasa bela Palestina digelar di seluruh dunia dikutip CNN International.
1. Amerika Serikat (AS)
AS terus menghadapi gelombang unjuk rasa mahasiswa pro-Palestina. Jumlah mahasiswa yang ditangkap kini telah mencapai sekitar 2.000 orang.
Laporan Associated Press (AP) menyebut penangkapan telah terjadi di 35 kampus sejak protes dimulai di Universitas Columbia pada 17 April lalu. Diketahui, kampus itu terus menjadi sorotan unjuk rasa setelah sebagian siswa berhasil menduduki sebuah gedung di perguruan tinggi itu.
Aksi kemudian terus berlanjut di kampus lainnya seperti University of Utah, University of Texas, Yale, MIT, dan Harvard. Polisi pun telah diturunkan untuk memaksa para mahasiswa mengakhiri aksinya, dengan beberapa berakhir dengan kekerasan.
Atas kondisi ini, Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengkritik penggunaan pasukan polisi untuk membungkam perbedaan pendapat. Lembaga itu mengatakan bahwa hal itu merusak kebebasan akademis.
“Begitu juga dengan pencemaran nama baik dan membahayakan mahasiswa Yahudi, Muslim dan Palestina… yang didasarkan pada komentar-komentar yang menghasut dan mencurigakan yang dibuat oleh beberapa orang tak dikenal dan bertopeng di luar kampus,” Afaf Nasher, direktur eksekutif CAIR di New York, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden memecah kebisuannya mengenai demonstrasi pada hari Kamis setelah penggerebekan UCLA, dengan mengatakan bahwa orang Amerika mempunyai hak untuk melakukan protes tetapi tidak untuk melancarkan kekerasan.
“Penghancuran properti bukanlah protes damai,” katanya di Gedung Putih. “Ini melanggar hukum. Vandalisme, masuk tanpa izin, memecahkan jendela, menutup kampus, memaksa pembatalan kelas dan wisuda – semua ini bukanlah protes damai.”
Biden juga mengatakan ‘ketertiban harus ditegakkan’ untuk menjaga protes di kampus tetap damai. Di sisi lain, Mengamati protes kampus, DPR mengesahkan RUU yang mendefinisikan kritik terhadap Israel sebagai antisemitisme.
2. Australia
Selama beberapa minggu terakhir, kamp protes pro-Palestina telah muncul di setidaknya tujuh universitas di seluruh Australia.
Universitas Queensland (UQ) di Brisbane telah menjadi tempat berkumpulnya kamp-kamp yang dihuni oleh para anggota Students for Palestine UQ. Mereka didirikan sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina yang dikepung Israel di Gaza.
Saat ini, Students for Palestine UQ ingin universitas tersebut mengungkapkan semua kaitan dengan perusahaan dan universitas Israel dan memutuskan hubungan dengan perusahaan senjata.
Selain di UQ, protes juga terjadi di wilayah Sydney. Di Universitas Sydney, sekitar 50 tenda berjejer di area segi empat tempat 100 pengunjuk rasa tidur setiap malam.
Pada tanggal 3 Mei, kelompok-kelompok Yahudi mengadakan protes balasan terhadap apa yang mereka katakan sebagai “tren aktivitas anti semit dan anti-Israel yang mengganggu” di universitas tersebut.
Lebih dari 200 orang, beberapa di antaranya mengenakan bendera Israel dan Australia, berkumpul di kampus Sydney, namun tidak ada pertemuan langsung antara mereka dan kelompok pro-Palestina.
3. Inggris
Protes pro-Palestina telah diadakan di universitas-universitas di seluruh Inggris sejak awal perang Israel di Gaza. Beberapa diantaranya mendirikan perkemahan dalam beberapa hari terakhir.
Di Universitas Newcastle, sebuah perkemahan kecil pro-Palestina telah didirikan di halaman depan gedung perguruan tinggi tersebut, seperti yang ditunjukkan dalam video dan gambar di media sosial.