SOSOK Sopir Bus Maut Subang Bernama Sadira, Selamat dari Kecelakaan, Bakal Langsung Jadi Tersangka?

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

image_pdfimage_print

BANDA ACEH  – Siapa sosok sopir bus maut Putera Fajar yang alami kecelakaan di Ciater, Subang, Jawa Barat (11/5/2024)?

ADVERTISEMENTS
ad39

Sopir bus maut yang belakangan diketahui selamat tersebut bernama Sadira.

ADVERTISEMENTS

Sadira yang membawa rombongan siswa dan guru SMK Lingga Kencana disebut mengalami luka berat dan sudah dievakuasi ke rumah sakit terdekat.

ADVERTISEMENTS

Belakangan terkuak jika Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan, bus pariwisata yang mengalami kecelakaan maut di Subang Jawa Barat tidak memiliki izin angkutan dan status lulus uji berkala sudah kadaluwarsa sejak Desember 2023 lalu.

ADVERTISEMENTS

“Pada aplikasi Mitra Darat, bus tersebut tercatat tidak memiliki izin angkutan dan status lulus uji berkala telah kadaluwarsa sejak 6 Desember 2023,” kata Kepala Bagian Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Darat, Aznal dalam keterangannya, Sabtu (11/5/2024).

ADVERTISEMENTS

Aznal mengatakan, Ditjen Hubdat saat ini telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk terus melakukan investigasi mendalam terkait kecelakaan tersebut.

ADVERTISEMENTS

Sementara Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Barat Kombes Pol Wibowo menyebut sopir bus laka maut di Kecamatan Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) belum bisa dimintai keterangan.

“Untuk kondisi sopir (bus) saat ini sedang alami luka berat dan kami belum melakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan karena saat ini masih dalam perawatan medis,” kata Wibowo.

Ia menambahkan, menurut dugaan sementara Bus Trans Putera Fajar AD-7524-OG alami rem blong.

“Untuk sementara dugaan rem blong, kan nanti perlu kami dalami lagi dan lakukan pemeriksaan. Tapi berdasarkan keterangan saksi-saksi khususnya para penumpang yang ada di bus itu memang sepertinya rem blong. Tapi kan nanti akan kami buktikan melalui investigasi,” bebernya.

Seperti diketahui, ada 11 korban tewas akibat peristiwa ini, 10 di antaranya pelajar SMK Lingga Kencana Depok.

Sadira kemudian menceritakan apa yang terjadi sebenarnya pada malam minggu nahas yang dialami dirinya dan rombongan SMK Lingga Kencana Depok.

Berikut poin-poin pernyataan Sadira

Sadira mengatakan peristiwa kecelakaan terjadi setelah maghrib dan bus akan melanjutkan perjalanan singgah ke rest area. Bus mengalami rem blong saat akan menanjak.

Sadir mencari penyelamat seperti antisipasi rem blong di jalan tanjakan. Namun Sadira mengatakan tidak melihat jalur penyelamat di area tersebut.

Menurut pengakuan Sadira, bus masih dalam keadaan normal pada saat berangkat dari Depok menuju alun-alun Bandung hingga menginap di daerah Cihampelas.

Sadira sudah mulai merasa ada yang tidak normal dengan kendaraan yang dikendarainya pada saat akan kembali menuju Depok.

Sadira kemudian berinisiatif menghubungi montir untuk memperbaiki rem yang dirasa tidak normal.

Setelah rem diperbaiki, Sadira mengatakan semuanya aman terkendali.

Menurutnya, rem pun sudah normal kembali. Setelah itu, bus kembali menuju tempat istirahat untuk makan.

Saat rombongan makan, Sadira kembali mengecek rem untuk memastikan segalanya aman menuju Depok.

Namun, dalam perjalanan tersebut, baru terasa bahwa rem blong. Sadira pun berinisiatif untuk mencari menyelamat untuk rem blong.

Menurutnya ternyata tidak ada area penyelamat di jalan turunan tersebut.

Sadira mengatakan bahwa dirinya melihat tiang listrik di kanan jalan, sehingga berinisiatif untuk mengarahkan laju bus ke kanan jalan agar bus berhenti.

Menurut Sadira, jika tidak melakukan antisipasi tersebut, bus akan terus turun dan menabrak banyak kendaraan di depannya.

Sadira mengaku sempat mengomunikasikan bahwa kendaraan mengalami rem blong kepada kondektur dan juga tour leader, Sumantri, sesaat sebelum kecelakaan.

Status Uji Kir Bus Trans Putera Fajar Kedaluwarsa

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan, status uji kir bus pariwisata PO Trans Putera Fajar berplat nomor Wonogiri AD 7524 OG yang mengalami kecelakaan maut di Subang, Jawa Barat, sudah kadaluwarsa sejak Desember 2023.

Selain itu, bus maut PO Trans Putera Fajar saat mengalami kecelakaan di Subang juga tidak memiliki izin angkutan.

“Pada aplikasi Mitra Darat, bus tersebut tercatat tidak memiliki izin angkutan dan status lulus uji berkala (uji kir) telah kadaluwarsa sejak 6 Desember 2023,” kata Kepala Bagian Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Darat, Aznal dalam keterangannya, Sabtu (11/5/2024).

Aznal mengatakan, Ditjen Hubdat saat ini telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk terus melakukan investigasi mendalam terkait kecelakaan tersebut.

Kecelakaan maut menimpa bus rombongan SMK Lingga Kencana di Lembah Sarimas, Jalan Raya Kampung Palasari, Kecamatan Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) malam.

Insiden ini menelan 11 korban tewas, lima di antaranya  adalah perempuan. 

Sementara itu sebanyak 15 korban mengalami luka berat dan 11 lainnya luka ringan.

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Subang, Asep Setia Permana, mengungkap bus rombongan siswa SMK Lingga ini sempat mengalami permasalahan pada mesin.

“Jadi informasi yang kami dapat bahwa bus tersebut sempat mengalami permasalahan pada mesin saat berhenti di salah satu warung,” kata Asep, Minggu (12/5/2024) dikutip dari TribunJabar.id. 

Berdasarkan penuturan saksi yang diperoleh Asep, mesin bus sempat tak terdengar menyala, lampu utama dan klakson juga disebut bermasalah. 

“Selain itu, keterangan saksi mata juga melihat sebelum kejadian mesin bus terdengar tidak menyala, hanya lampu hazard saja yang dinyalakan, lampu utama tidak nyala hingga klakson tidak terdengar,” jelasnya

Exit mobile version