BANDA ACEH – Bus Putera Fajar sebelum kecelakaan sempat singgah untuk makan malam di sebuah rumah makan.
Setelah makan malam selesai, bus yang mengangkut rombongan dari SMK Lingga Kencana Depok ini beranjak dari rumah makan untuk melanjutkan perjalanan.
Tak lama keluar dari rumah makan, bus tersebut alami kecelakaan di Jalan Raya Ciater, Subang, Jawa Barat.
Ternyata, sebelum kecelakaan, Muslim Nurdin (30) pemilik rumah makan tempat rombongan mengisi perut, sudah mewanti-wanti kepada sopir bus hingga menanyakan kondisi bus yang alami kecelakaan tersebut.
Muslim melakukan tersebut karena ia sadar, rumah makan miliknya berada di turunan jalan, dan sudah terbiasa menanyakan kondisi kendaraan kepada pengunjungnya sebelum pergi untuk melanjutkan perjalanan.
“Saya biasa menanyakan itu (kondisi kendaraan). Kalau ada bus yang trouble (bermasalah), kalau tidak aman jalan, tidak apa-apa tunggu saja di sini,”
“Kita tidak masalah dengan tempat, yang penting untuk keselamatan bersama,” ujar Muslim saat ditemui di rumah makannya di Jalan Raya Ciater Subang, Minggu (12/5/2024).
Gagal Salip Truk Pasir, Siswi di Jombang Tewas Disambar Bus Rukun Jaya
Apalagi, saat para siswa sedang istirahat makan dan salat, Muslim melihat kernet dan sopirnya seperti sedang melakukan perbaikan.
“Ya, yang saya lihat sempat ada melakukan perbaikan di area parkir di atas. Cuma, saya tidak tahu apakah mekanik atau kernetnya,”
“Tapi yang jelas, sebelum berangkat saya sempat tanya, ini aman untuk jalan atau tidak,” katanya.
Bukan sekali, Muslim bahkan sampai tiga kali menanyakan kepada sopir dan kernet bus, sebelum benar-benar meninggalkan rumah makannya.
“Saya sempat naik juga ke bagian kemudi, terus saya tanya lagi, aman atau tidak. Kalau tidak, geser dulu ke pinggir. Kalau tidak salah saya sampai nanya tiga kali,”
“Tapi, kata sopirnya aman, tinggal menunggu temperaturnya turun,” ucapnya.
Menurutnya, proses perbaikan bus itu dilakukan lebih dari satu jam.
Bahkan, siswa yang sudah selesai makan pun sempat ada yang harus menunggu sampai kondisi bus tersebut benar-benar siap berangkat.
“Karena ada yang salat Magrib juga. Pas jalan keluar parkir itu mobil terlihat normal sih, lampunya juga menyala,” katanya.
Berselang beberapa menit, kabar buruk itu diterima Muslim.
Bus pariwisata Putera Fajar dengan nomor polisi AD 7524 DG mengalami kecelakaan, tak jauh dari rumah makan miliknya.
Tanpa pikir panjang, Muslim langsung bergegas turun, menuju lokasi kejadian untuk memastikan informasi tersebut.
Setibanya di lokasi kejadian, Muslim kaget karena bus yang mengalami kecelakaan itu merupakan tamunya yang baru selesai istirahat makan di rumah makan miliknya.
“Saya juga sempat ikut membantu evakuasi menggunakan kendaraan pribadi membawa korban luka ringan sampai ke Puskesmas Jalancagak,” ucapnya.
Kecelakaan maut di Jalan Raya Ciater, Subang, itu terjadi sekitar pukul 18.45 WIB, melibatkan lima kendaraan, yakni satu bus pariwisata, satu mobil Feroza, dan tiga sepeda motor.
Korban yang terlibat kecelakaan itu totalnya mencapai 64 korban, terdiri dari 11 yang meninggal dunia, 13 luka berat, dan 40 luka ringan.
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Jules Abraham Abast, mengatakan, semua korban meninggal dunia dari rombongan bus dan pengendara motor sudah diserahkan kepada pihak keluarga.
Polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab kecelakaan maut tersebut dengan menggunakan metode traffic accident analysis (TAA) oleh penyidik Laka Lantas Polres Subang bersama Dit Lantas Polda Jabar.
TAA adalah metode analisis komprehensif tentang kecelakaan lalu lintas oleh berbagai ilmu, dan diperoleh laporan analisis kecelakaan lalu lintas yang ilmiah dan dapat diterima, pengetahuan tersebut meliputi kinematika, fotogrametri, fotografi forensik, pemindai laser 3D, dan perangkat lunak analisis kecelakaan.
“Penyebab pasti kecelakaan menunggu hasil tim olah TKP,” ucapnya