Jumat, 01/11/2024 - 13:21 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan 3 Pj Bupati dan Pj Walikota di Provinsi Aceh
NASIONAL
NASIONAL

MUI Tolak Fasilitasi Debat Soal Musik, Anwar Abbas: Mari Fokus Toleransi dalam Ikhtilaf

BANDA ACEH – Respons terhadap pernyataan Ustaz Adi Hidayat (UAH) untuk mengadakan Debat formal seputar musik dalam konteks syair-syair Islam di Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendapat tanggapan dari Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas. Dia berpendapat bahwa debat khusus mengenai topik ini tidak diperlukan.Dalam wawancara dengan Inilah.com, Selasa, (14/5/2024), Anwar Abbas menyatakan bahwa perdebatan tentang musik lebih bersifat furu’iyah, atau cabang dari masalah keagamaan, yang tidak menyangkut hal pokok (ushuliyah). 

“Saya rasa tidak perlu ada debat tersebut,” ujar Anwar Abbas, yang akrab disapa Buya Abbas.

Musik, menurut Buya Anwar, berada dalam kategori majalul ikhtilaf—wilayah yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat. Oleh karena itu, ia menyerukan pentingnya toleransi dalam menghadapi isu ini. 

“Oleh karena itu dalam hal-hal terkait dengan masalah yang masuk ke dalam kawasan majalul ikhtilaf, maka mereka harus bertoleransi. Silakan saja masing-masing pihak dengan pendapatnya, asal jangan memaksakan pemahamannya kepada orang lain,” tambahnya.

Lebih lanjut, Ketua PP Muhammadiyah bidang ekonomi tersebut membedakan antara isu-isu ushuliyah, yang tidak memungkinkan adanya toleransi, dengan isu furu’iyah seperti musik. Sebagai contoh, ia mengambil contoh kepercayaan pada hari akhir, yang merupakan bagian dari rukun iman kelima. 

“Lantas jika ada orang Islam yang mengatakan bahwa hari akhir itu tidak ada, maka sikap dan pandangan orang tersebut tidak jelas dan tidak bisa diterima dan atau ditoleransi. Kecuali jika dia menyatakan bahwa dirinya bukan seorang muslim,” jelas Buya.

Dengan demikian, sikap MUI menegaskan kembali pentingnya menghargai keragaman pendapat dalam masalah-masalah yang bersifat furu’iyah dan mengedepankan dialog yang membangun dalam komunitas Muslim.


Reaksi & Komentar

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِي حَاجَّ إِبْرَاهِيمَ فِي رَبِّهِ أَنْ آتَاهُ اللَّهُ الْمُلْكَ إِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّيَ الَّذِي يُحْيِي وَيُمِيتُ قَالَ أَنَا أُحْيِي وَأُمِيتُ ۖ قَالَ إِبْرَاهِيمُ فَإِنَّ اللَّهَ يَأْتِي بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِي كَفَرَ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ البقرة [258] Listen
Have you not considered the one who argued with Abraham about his Lord [merely] because Allah had given him kingship? When Abraham said, "My Lord is the one who gives life and causes death," he said, "I give life and cause death." Abraham said, "Indeed, Allah brings up the sun from the east, so bring it up from the west." So the disbeliever was overwhelmed [by astonishment], and Allah does not guide the wrongdoing people. Al-Baqarah ( The Cow ) [258] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi