BANDA ACEH – Kisah bocah di Cirebon, Jawa Barat mengalami depresi akibat handphone dan sepeda dari hasil tabungannya dijual oleh orang tua menjadi viral di media sosial.
Kisah itu menjadi sorotan setelah diunggah oleh YouTuber Pratiwi Noviyanthi di kanal pribadinya pada Rabu (8/5/2024).
Bocah bernama Arya Randi Pratama (13) itu diduga depresi karena kecewa terhadap orang tuanya.
Sebab, ibunya menjual handphone milik Arya yang dibelinya sendiri dari hasil menabung karena terpaksa oleh keadaan ekonomi.
Arya mengalami depresi dengan gejala mudah marah hingga mengamuk dan merusak barang-barang di dalam rumah.
Kronologi
Kejadian ini sudah berlangsung sejak beberapa bulan lalu.
Saat itu, Arya baru dua bulan duduk di bangku kelas VI Sekolah Dasar (SD).
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua RT di Kampung Gunungsari Bedeng RT 4 RW 7, Kelurahan Pekiringan, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, Ajat Supriadi.
“Arya itu sebenarnya normal, tapi peristiwa itu terjadi ketika Arya memasuki kelas VI, waktu itu baru dua bulan-lah tiba-tiba kehilangan HP dari jerih payahnya sendiri,” ujar Ajat.
Kata Ajat, Arya mengumpulkan uang dari kotak amal di masjid setiap hari Jumat dan setelah beberapa bulan, ia berhasil membeli handphone sendiri.
“Namun, kebahagiaan Arya tidak berlangsung lama. HP yang sudah ia beli itu dijual oleh orang tuanya, membuat Arya mulai terganggu pola pikirnya dan malas bersekolah,” ucapnya.
Saat itu, keluarga Arya kebingungan dengan kondisi yang dialami Arya.
Ajat menyampaikan, saat itu keluarga Arya kemudian meminta solusi kepada RT dan RW setempat agar Arya bisa sehat lagi.
Dengan antusias, RT, RW dan masyarakat sekitar berusaha membantu Arya dengan berbagai upaya yang bisa dilakukan.
“Kami pernah mengantarnya ke rumah sakit, memberikan perawatan dan lain-lain,” ujar dia.
Suatu ketika, Ajat menyampaikan, Arya sempat kabur dari rumah dan ditemukan di Kuningan karena depresi tersebut.
Beruntung, dengan bantuan semua pihak, termasuk pemerintah kelurahan yang memberikan HP gratis, Arya diketemukan dan mulai bangkit lagi.
Namun, handphone dan sepeda yang diberikan tersebut juga dikabarkan dijual oleh ibunya, membuat Arya kembali terganggu.
“Sebenarnya saya gak mau menuduh dijual sama orang tuanya, tapi melihat kondisi perekonomiannya yang bisa dibilang sangat kurang, orang tuanya melihat HP dan sepeda Arya bernilai uang, sehingga dijual,” katanya.
Meskipun demikian, upaya dari RT dan warga terus dilakukan untuk mendukung dan membuat Arya senang.
“Pernah kami berswadaya sama masyarakat memberikan sepeda ke Arya, tapi lagi-lagi sepeda dan HP kembali hilang (dijual lagi sama orang tuanya),” ujarnya.
Pengakuan sang ibu
Sang ibu, Siti Anita (38) mengungkapkan apa yang dialami oleh anaknya.
Nita, sapaan akrabnya, mengatakan kondisi ekonomi keluarganya yang tidak stabil membuatnya terpaksa menjual handphone dan sepeda kesayangan Arya.
Uang dari penjualan itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk biaya pengobatan Arya.
Nita mengaku tidak serta merta menjual barang-barang anaknya.
Bahkan, Nita sudah mendapatkan izin dari Arya, namun mungkin kecewa dengan keputusan orang tuanya.
“Saya tuh sebenarnya sudah izin enggak asal jual. Arya juga sudah ngizinin, tapi mungkin mulut mah ngizinin, hati mah enggak karena mungkin barang kesukaan dia, jerih payah dia,” ujar Nita pada Senin (13/5/2024), dikutip TribunCirebon.com.
Terlebih, suaminya, Alipyanto tidak bisa memenuhi finansial keluarga selama delapan bulan terakhir.
“Jadi, ada barang itu (handphone dan sepeda) ya saya jual, buat makan sehari-hari. Jadi mungkin itu barang yang Arya senang, hasil nabung sendiri, jerih payah sendiri,” ucapnya.
Akibat keadaan tersebut, Arya tidak hanya kehilangan barang-barang yang menjadi kebanggaannya, tapi juga harus berhenti sekolah sejak bulan Agustus tahun lalu.
Sebelumnya, Arya pernah mengalami insiden di sekolah yang membuatnya dijauhi teman-temannya.
“Arya pernah ngamuk di sekolah, pernah ngebrak sekolah, jadi teman-temannya takut, sehingga saya putuskan Arya enggak sekolah dulu khawatir teman-temannya ngebully Arya gitu,” ujar Nita.