Katanya sakti? Ternyata dari sini asal tongkat komando yang sering ditenteng Soekarno ke mana-mana

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Tongkat komando Soekarno merupakan salah satu aksesoris yang identik dengan Presiden pertama Indonesia itu.Tongkat komando ini bukan sekadar aksesoris biasa, lebih dari itu, benda ini dianggap memiliki makna dan sejarah yang mendalam.

Konon, Soekarno memiliki tiga tongkat komando yang bentuknya sama. Tongkat ini terbuat dari kayu pilihan dan tidak bisa kayu sembarangan.

Hal ini diungkapkan melalui sebuah akun Tik Tok @smartpeople_id, yang menyatakan bahan baku tongkat komando milik Soekarno.

“Tongkat tersebut terbuat dari kayu pucang kalak yang diyakini punya keaslian tertentu,” ujar narator dalam videonya.

Kayu pucang kalak sendiri dipercaya memiliki kesaktian secara alami dan energi karismatik yang tinggi. 

Kayu pucang kalak, juga dikenal sebagai kayu pucang merah, adalah kayu langka dan berharga tinggi yang berasal dari pohon Sterculia foetida L. 

Pohon ini banyak ditemukan di hutan tropis Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Kayu pucang kalak memiliki ciri khas warna merah tua yang indah dan tekstur yang halus.

Kayu pucang kalak sering digunakan untuk membuat furniture kelas atas, seperti kursi, meja, dan lemari. Kayu ini juga digunakan untuk membuat kerajinan tangan yang indah, seperti patung, ukiran, dan tasbih.

Sementara tongkat komando milik Soekarno ini memiliki ukiran kepala Garuda Pancasila di bagian atasnya, dan dihiasi dengan benang emas.

Meskipun Soekarno menyatakan bahwa tongkat tersebut hanya kayu biasa tanpa daya sakti, tetapi masyarakat tidak menganggapnya demikian.

Terlepas dari fakta sesungguhnya dari tongkat komando ini, yang jelas tongkat kayu tersebut telah lekat menjadi simbol kepemimpinan dan kewibawaan seorang Soekarno.

Tongkat ini melambangkan kepemimpinan Soekarno sebagai presiden Indonesia. Tongkat ini juga menunjukkan kewibawaan dan kharismanya sebagai seorang pemimpin bangsa.

Bahkan, tongkat komando ini menjadi salah satu penanda jati diri Soekarno.

Tongkat ini selalu ia bawa saat berpidato, menghadiri acara resmi, dan bahkan saat berfoto.

Saat ini, ketiga tongkat komando Soekarno diyakini disimpan di museum-museum di Indonesia.

Tongkat pertama disimpan di Museum Nasional Jakarta, tongkat kedua disimpan di Museum Gajah Yogyakarta, dan tongkat ketiga disimpan di Museum Bali.

Tongkat komando Soekarno telah menjadi ikon budaya populer di Indonesia. Tongkat ini sering digambarkan dalam film, lukisan, dan patung Soekarno.

Tongkat ini juga menjadi simbol semangat perjuangan dan kemerdekaan Indonesia.***

Exit mobile version