Pengamat: Starlink Hasil ‘Tukar Guling’ Proyek Ekosistem Mobil Listrik Elon Musk yang Batal Masuk

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

image_pdfimage_print

BANDA ACEH  – Pengamat Teknologi dan Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi menilai, kehadiran perusahaan layanan internet berbasis satelit, Starlink, di Indonesia sebagai hasil dari ‘tukar guling’ dengan proyek ekosistem mobil listrik Elon Musk yang gagal direalisasikan di Indonesia.

ADVERTISEMENTS
ad39

“Starlink kan masuk ke Indonesia sebagai tukar guling rencana Elon Musk berinvestasi ekosistem mobil listrik di Indonesia,” ujar Heru saat dihubungi Tribunnews, Selasa (21/5/2024).

ADVERTISEMENTS

Kehadiran Starlink di Indonesia, kata Heru, juga membuka kompetisi baru di layanan internet broadband dimana sebelumnya sudah ada operator seluler dan ISP.

ADVERTISEMENTS

“Bilamana kompetisi tidak sehat, maka bangkrutnya perusahaan telekomunikasi, baik seluler maupun ISP hanya soal waktu,” kata Heru.

ADVERTISEMENTS

Sehingga pengawasan kompetisi yang sehat harus dijalankan pemerintah dengan baik dan juga perlunya perlakuan yang sama atau equal level playing field antar pemain meski dengan teknologi berbeda

ADVERTISEMENTS

Selain itu, perlu dipastikan Starlink mengikuti aturan regulasi yang ada. Termasuk misal pusat operasional jaringan (network operation center/NOC) Starlink di Indonesia, perusahaan lokal di Indonesia jelas di mana, siapa penanggung jawab, alamat dan call center.

ADVERTISEMENTS

“Karena tidak mungkin kalau ada masalah dengan Starlink kita nunggu Elon Musk datang ke Indonesia,” tambahnya.

Keberadaan NOC di Indonesia membuat Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi berlaku juga bagi Starlink.

Heru juga menyoroti, harus jelas dan ada prioritas bagaimana layanan kesehatan, pemerintahan dan TNI/Polri menggunakan satelit atau teknologi yang dimiliki pemerintah atau lebih bisa dimonitor pemerintah.

“Seperti Satria atau Satelit Telkom. Dan dipastikan Starlink hanya memberikan layanan di daerah 3T saja,” tambahnya.

Sebelumnya, Starlink mulai tersedia di Indonesia dan pengguna rumahan sudah bisa memesannya. Kabar mengenai kedatangan Starlink di Indonesia sejatinya telah berhembus sejak tahun lalu.

Namun, penggunaannya saat itu masih terbatas. Kini, baik konsumen segmen bisnis atau individu, dapat memesan layanan Starlink di Indonesia. Starlink bisa hadir di Indonesia lantaran perusahaan telah mengajukan beberapa izin untuk beroperasi.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi memastikan akan menciptakan lapangan yang adil antar operator layanan internet, termasuk terhadap perusahaan layanan internet berbasis satelit milik Elon Musk, Starlink.

Menurut Budi Arie, Starlink tetap harus mengikuti aturan yang sama dengan penyedia jasa internet (internet service provider/ISP) dalam negeri. Termasuk, di antaranya adalah membayar Biaya Hak Penggunaan (BHP) Spektrum Frekuensi Radio

“Kita akan memberlakukan Starlink, harus dalam kondisi yang fair. Semua beban harus sama tidak boleh ada keistimewaan,” ujar Budi Arie usai menghadiri acara Mata Lokal Fest di Jakarta Barat, Jumat (17/5/2024).

Exit mobile version