NASIONAL
NASIONAL

Bagian Alat Vital Pria Ini Hilang Saat Operasi Prostat, Urusan Ranjang dengan Sang Istri Suram…

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Niat operasi prostat pria paruh baya di Pasuruan, Jawa Timur ini malah kehilangan bagian alat vitalnya.Ia bernama Subandi, pria paruh baya berusia 55 tahun. 

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Kini ia menuntut ganti rugi dari pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangil karena telah mengambil bagian alat vitalnya.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Subandi tidak terima organ reproduksinya diangkat saat menjalani operasi prostat di RSUD Bangil, Pasuruan, Jawa Timur.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Ia menilai, gara-gara langkah yang diambil tim dokter RSUD Bangil, masa depannya, terutama urusan ranjang menjadi suram.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Padahal ia baru menikah lagi sekitar 3 bulan lalu. 

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Subandi menceritakan kronologi awal dirinya kehilangan bagian alat vitalnya.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Awalnya Subandi menjalani operasi prostat pada 2021 lalu. Ia menjalani empat kali operasi di RSUD Bangil, Pasuruan Jawa Timur.

“Saya tadinya operasi laser, dan penyakit saya prostat, sudah dijalani sekali, dua kali, tiga kali, empat kali, terakhir tanpa seizin saya, apalagi keluarga, mengatakan akan diambil (testis), jadi langsung diambil tanpa sepengetahuan saya,” ungkapnya.

Berita Lainnya:
Tantang Duel, Lex Wu Datangi Pengusaha Surabaya yang Suruh Pelajar Sujud sambil Menggonggong

Setelah menjalani empat kali operasi prostat, tepat satu minggu Subandi pulang ke Pandeglang, Banten.

“Saat saya mandi di musala, alat vital saya ada jahitan, ternyata pelisiran (testis) saya diambil dua-duanya,” katanya.

Subandi mengaku tidak mengetahui apa-apa perkara alat reproduksinya yang diangkat oleh tim dokter RSUD Bangil. 

“Enggak tahu apa-apa, beres operasi saya pulang, begitu datang di Banten itu sudah enggak ada. Ternyata di pelisiran saya ada bekas jahitan, ibaratnya kucing dikebiri saya,” ungkapnya.

Setelah mengetahui kondisinya, Subandi langsung kembali ke Pasuruan untuk meminta keterangan pihak RSUD Bangil.

Subandi lanjut berkonsultasi dengan dokter langganannya di RSUD Bangil dan memutuskan untuk menuntut pihak rumah sakit daerah tersebut.

Berita Lainnya:
Keponakan Luhut Mau Masuk BP Danantara, Warganet: Yah Dia Lagi

“Saya tak pernah diinformasikan apa-apa sama dokter, hanya anak saya, bahwa saya akan dioperasi prostat dan operasi laser,” katanya.

Subandi mengaku sudah bulak-balik mendatangi RSUD Bangil untuk meminta pertanggungjawaban, namun tidak ada itikad baik dari pihak RSUD.

Bahkan Subandi mengaku sudah meminta secara kekeluargaan, agar kasusnya tidak mencuat seperti sekarang.

“Berhubung di sana (RSUD) saya dibuat kesal sama dokter, akhirnya saya mencari lembaga hukum untuk mendampingi saya,” katanya.

Subandi menuturkan selama empat kali proses operasi anaknya bertanggungjawab menandatangani surat persetujuan.

Namun sang anak bersumpah tak pernah menyetujui bahkan menandatangani pengambilan testis pak Subandi.

“Jelas saya selama-lamanya tidak bisa bangun barang saya. Dan jelas kebahagiaan dengan istri saya dipertanyakan terus,” tambahnya.

“Sebagaimana mestinya sebagai laki-laki sudah diambil seperti itu kayak dikebiri,” pungkasnya.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya