NASIONAL
NASIONAL

Israel Terkejut Hizbullah Gunakan Rudal Almas, Bagaimana Kedahsyatannya?

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Serangan Hizbullah menjadi lebih kompleks dalam beberapa pekan terakhir dan mulai menjangkau jauh ke dalam wilayah Israel. Militer Israel bahkan terkaget-kaget dengan keberadaan rudal anti-tank Alma dan tidak menyadari bahwa teknologi ini telah berada di tangan Hizbullah.Menurut laporan Pusat Penelitian Alma Israel, pekan lalu, Hizbullah menargetkan dua balon pengintai Israel. Satu serangan, di dekat Persimpangan Golani, sekitar 21 mil selatan perbatasan Lebanon, langsung menghantam balon observasi besar Pasukan Pendudukan Israel (IOF), Sky Dew, dengan roket S-5 diluncurkan dari pesawat tak berawak yang diyakini adalah Ababil T buatan Iran.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Menurut analisis yang dilakukan oleh Alma Center, ini menandai pertama kalinya kelompok tersebut berhasil melakukan serangan udara-ke-permukaan dari dalam wilayah udara Israel sejak 8 Oktober 2023. Alma Center mencatat, meskipun ini bukan serangan kemampuan yang sangat canggih pada tahap ini, hal ini merupakan lompatan maju yang signifikan bagi Hizbullah.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Balon pengintai kedua yang lebih dekat ke perbatasan juga dihantam oleh rudal anti-tank Almas buatan Iran. Meskipun memiliki sistem anti-udara yang tangguh, mampu mencegat rudal jarak pendek dan jarak jauh, Israel tidak memiliki pertahanan terhadap rudal anti-tank presisi seperti Almas, yang digunakan dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh Hizbullah untuk menargetkan lokasi di sepanjang perbatasan.

Berita Lainnya:
Hasto Kristiyanto Sebut Pramono Anung-Rano Karno Wakili Warga DKI Jakarta, Bukan Perwakilan Raja
ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Pemanfaatan sistem ini oleh Hizbullah adalah hal baru. “Kami akrab dengan teknologi ini, namun tidak mengetahui fakta bahwa teknologi tersebut berada di tangan Hizbullah,” kata Sarit Zehavi kepala Pusat Penelitian Alma Israel, mengutip surat kabar AS Foreign Policy. “Kami tidak memiliki jawaban terhadap anti-tank,” kata mantan analis intelijen militer Israel, merujuk pada penggunaan rudal anti-tank Almas oleh Hizbullah itu, mengutip Al Mayadeen.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Permukiman pendudukan di sepanjang perbatasan utara pendudukan Israel dengan Lebanon telah menghadapi serangan dari rudal anti-tank Kornet Rusia, yang dirancang untuk tank tempur berat. Sementara Almas desainnya didasarkan pada teknologi Israel yang direkayasa ulang, Zehavi menjelaskan.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Rampasan Perang Tahun 2006

Hizbullah di sepanjang front utara, dalam perang sejak 8 Oktober 2023 telah meluncurkan ratusan serangan roket setiap hari terhadap situs-situs pendudukan Israel dan posisi-posisi baru serta kumpulan pasukannya. Namun Hizbullah selama ini tidak menggunakan rudal antitank Almas hingga pada 28 Januari ketika mereka menargetkan peralatan pengawasan di situs maritim Ras al-Naqoura, yang menandai perubahan kualitatif dalam jalannya perang.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Perkembangan kualitatif ini telah menarik perhatian media Israel. Surat kabar Haaretz sempat menyoroti sebuah rudal yang dapat melakukan serangan di luar garis pandang, naik ke atas untuk mencari sasaran tersembunyi dan mengejarnya.

Berita Lainnya:
Mardiono Beri Isyarat Maju Jadi Ketua Umum PPP di Muktamar 2025

Dalam artikel Haaretz, yang diterbitkan pada 1 Februari 2024 disebutkan bahwa rudal Almas, yang pertama kali terungkap pada tahun 2016, adalah versi salah satu rudal anti-tank canggih yang ada di gudang pasukan pendudukan Israel. Artikel tersebut mengindikasikan bahwa asal usulnya adalah rudal Spike buatan Israel, beberapa di antaranya jatuh ke tangan Hizbullah sebagai rampasan pada tahun 2006.

Surat kabar tersebut melihat hal ini sebagai contoh kemampuan Iran untuk meniru amunisi Barat, seperti yang telah dilakukannya terhadap berbagai jenis rudal, drone, dan peralatan tempur lainnya yang jatuh ke tangannya. Laporan tersebut menunjukkan bahwa Iran adalah negara yang relatif maju, mampu menggunakan sistem tersebut dan mereplikasinya dengan tingkat kemiripan dan kedekatan yang tinggi dengan versi aslinya. Iran telah membuktikan kemampuan improvisasinya yang efektif dalam berbagai kesempatan, kata artikel itu.

Selain itu, artikel tersebut menjelaskan bahwa rudal Spike buatan Israel memberikan kemampuan yang tidak dimiliki pendahulunya, seperti Kornet dan TOW yang digunakan oleh Hizbullah. Jika target terletak jauh di luar jangkauan pandang operator, pertama-tama ia meluncurkan rudal, membiarkannya mendekati area yang diperkirakan, dan kemudian, pada tahap yang sangat lanjut, memilih target.

1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya