Jokowi Ketar-ketir Kurs Dolar AS Rp 16 Ribu: Ngeri Juga…

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH –  Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengaku ketar-ketir saat mengetahui kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat (AS) menembus angka Rp16.200. Jokowi mengatakan pergerakan kurs dolar AS merupakan salah satu hal yang ditakuti negara-negara di seluruh dunia.”Kurs kemarin kita agak ngeri juga melompat di atas 16 ribu rupiah. Rp 16.200 kita sudah mulai ketar-ketir karena negara lain juga melompat lebih dari itu,” kata Jokowi di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 27 Mei 2024.

Kata Jokowi, harga barang akan meningkat jika dolar AS menguat daripada rupiah. Sebaliknya, harga barang menurun jika dolar AS melemah dan rupiah menguat.

“Kuat mana, kuat rupiah atau kuat dolar. Begitu kuat dolar, hati-hati, ada harga-harga yang akan naik. Tetapi, kalau kuat rupiah, harga barang-barang terutama yang impor itu menjadi jauh lebih murah. Inilah yang ditakuti oleh semua negara,” tutur dia.

Seperti diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot terpuruk pada perdagangan Selasa, 30 April 2024. Rupiah melemah sebesar 10 poin atau 0,06 persen ke posisi Rp16.265 per dolar AS.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) terakhir atau kemarin sore, mematok rupiah di angka Rp16.249 per dolar AS.

Analis PT Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menganalisa mata uang rupiah terhadap dolar AS masih flutuaktif. Namun, ia memprediksi rupiah akan ditutup melemah pada hari ini.

“Mata uang rupiah fluktuatif namun (diperkirakan) ditutup melemah,” kata Ibrahim dalam risetnya, Selasa, 30 April 2024.

Ibrahim menyampaikan argumennya terkait keputusan BI yang menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25 persen, demi memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. BI pun tetap memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi di 2024 akan masih berada dalam kisaran 4,7-5,5 persen.

“Ada beberapa dampak dari policy rate itu relatif aman, BI punya set of policy instrument. Stance BI tidak hanya dilihat dari kebijakan soal moneternya saja, kenapa suku bunga kita optimis? Karena nilai tukar untuk memperkuat stabilitas, policy rate untuk stabilkan nilai tukar,” jelasnya.

Exit mobile version