NASIONAL
NASIONAL

Diduga manjur, Fidel Castro tunjukan benda ‘kramat’ pemberian Soekarno di detik-detik akhir kekuasaannya

image_pdfimage_print

BANDA ACEH –  Soekarno dan Fidel Castro memang bisa dibilang teman dekat, terutama saat Indonesia memasuki masa revolusi kemerdekaan.Memiliki visi perjuangan yang sama membuat kedekatan Soekarno dengan Fidel Castro itu lebih intim ketimbang kepala negara yang lainnya.

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Guru Nasional

Terlebih Soekarno dikenal anti Barat, sama dengan sikap Politik Fidel Castro yang memang kental dengan haluan kiri.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Pernah saling berkunjung, ada momen antara Soekarno dengan Fidel Castro yang cukup monumental, yaitu ketika pemberian kenang-kenangan.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Bung Karno, layaknya orang Jawa lainnya, begitu mencintai seni dan memiliki kepercayaan lebih pada satu benda.

Berita Lainnya:
Sahbirin Noor Alias Paman Birin Mangkir Panggilan KPK

Pemimpin revolusioner Kuba itu diberikan sebuah keris panjang langsung oleh Presiden Indonesia yang pertama.

“Hari itu pada 1960, pemimpin revolusioner Kuba Fidel Castro menjadi orang yang demikian beruntung, oleh Bung Karno sebuah keris dihadiahkan padanya,” tulis akun Instagram @membacasoekarno, seperti dikutip Hops.ID pada Jumat, 6 Oktober 2023.

Tampak pria dengan seragam ala militer begitu khusu menggenggam keris dari Soekarno.

Sang Putra Fajar ketika itu merupakan kepala negara yang pertama mengunjungi Kuba setelah Fidel Castro menggulingkan rezim Batista.

Percaya atau tidak, kekuasaan Fidel Castro langgeng sampai dengan tahun 2008, saat usianya nyaris menyentuh 90 tahun.

Berita Lainnya:
Meninggal Tidak Wajar, Polda Sumut Minta Keterangan Keluarga Calon Pramugari

Bahkan detik-detik ia lengser, Fidel Castro mengeluarkan keris pemberian Soekarno dan memegangnya dengan khidmat, sama seperti saat pertama kali dia menerima keris itu tahun 1960.

Begitu intimnya hubungan keduanya diungkap oleh mantan Duta Besar Indonesia untuk Kuba pada periode itu.

“Sangat akrab, karena keduanya sama-sama revolusioner,” ujar Anak Marhaen Hanafi yang menjabat pada periode 1963-1966.

Pada tahun 2016, Fidel Castro wafat karena sakit, hubungan kedekatan dengan Soekarno kini menjadi sejarah hubungan antara Indonesia dan Kuba.***


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya