Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan IAIN Langsa Dr. Yusaini menyebutkan pada wisuda kali ini terdapat 27 Sarjana yang menyelesaikan studinya selama 7 semester atau 3.5 tahun dan 61 Magister yang menyelesaikan studinya 3 semester atau 1.5 tahun.
Sementara itu, Rektor IAIN Langsa Prof. Dr. Ismail Fahmi Arrauf Nasution menyampaikan urgensi dari menuntut ilmu, karena orang yang diangkat derajatnya adalah orang yang berilmu.
“Kata Ilmu itu berasal dari tiga huruf yaitu ‘Ain, Lam dan Mim. ‘Ain berarti ‘Illiyyun yang bermakna tinggi. Lam yaitu Latif yang berarti lembut, dan Mim yaitu Mulk yang berarti kekuasaan,” sebut Rektor dalam kata sambutannya.
Menurutnya, orang yang memiliki tiga variabel ini akan diangkat derajatnya oleh Allah, orang semakin tinggi ilmu maka akan semakin lembut perilakunya, semakin mulia akhlaknya.
“Banyak orang berilmu tapi tidak tinggi moralnya, orang yang berilmu dan baik akhlaknya maka dia akan mendapatkan kekuasaan dan kepercayaan orang lain,” ucapnya.
Pinta Rektor, agar para wisudawan tidak berhenti dan harus terus melanjutkan perjalanan dalam menimba ilmunya.
Dikesempatan yang sama, Pj Wali Kota Langsa Syaridin mengatakan setelah perjalanan panjang yang penuh dengan tantangan dan kerja keras telah berhasil dilalui, hari ini adalah momen yang sangat spesial, tidak hanya bagi para wisudawan dan wisudawati, tetapi juga bagi para orang tua dan seluruh keluarga.
Sesuai dengan temanya “Pembentukan Karakter Unggul, Berakhlaqul Karimah Dalam Bingkai NKRI” adalah tema yang sangat relevan.
“Karakter unggul mencakup integritas, kejujuran, tanggung jawab, kerja keras, kepedulian terhadap sesama, dan semangat untuk terus belajar dan berkembang,” pungkas Syaridin.
Syaridin juga menekankan pentingnya kolaborasi dan kerja sama, dimana dunia kerja saat ini menuntut kemampuan bekerja dalam tim, berkomunikasi dengan baik, dan menghargai perbedaan.
“Selamat kepada para wisudawan dan wisudawati, terus maju dan ikuti perkembangan zaman, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang menjadi identitas kita sebagai bangsa Indonesia,” pesan Syaridin.