Ketua FKPT Aceh, Mukhlisuddin dalam laporannya menyebut, kegiatan yang punya tema “Kenduri untuk wujudkan Desa Siaga dengan Resiliensi” sengaja digelar di kawasan Jalin sebagai refleksi pernah terjadi camp pelatihan terorisme di Aceh yang alumninya menyebar ke seluruh Indonesia.
“Dipilih lokasi Jalin Jantho sebagai tempat acara lebih sebagai refleksi pada 14 tahun lalu, pernah terjadi pelatihan terorisme di Jalin Jantho yang tidak melibatkan banyak orang Aceh,” kata Mukhlisuddin.
Untuk itu, bila melihat sejarah, ternyata banyak alumni Jalin kemudian menjadi pelaku terorisme di Indonesia seperti kasus bom Bali, Bom Kuningan, Bom J Mariot, dan Bom Sudirman, pelakunya sebagian pernah di latih di Jalin, Jantho.
“Refleksi ini kita harap dapat menjadi pengingat, bahwa kita harus waspada pada setiap gerak gerik yang mencurigakan. Kita kenali diri dan lingkungan untuk menghindari hal-hal seperti itu,” ujar Mukhlisuddin.
Mukhlis juga mengajak masyarakat Jantho untuk menjadikan kawasan Jalin sebagai daerah positif, punya keindahan alam dan cocok menjadi tempat wisata,agar image Jalin berubah dari branding terorisme.
“Namun saat ini yang penting bagaimana kita semua untuk mempromosikan Jalin sebagai kawasan indah untuk wisata. Di Jalin punya sungai yang indah, dan punya alam yang bagus,” demikian Mukhlis.
Kegiatan program KENDURI (Kenali dan Peduli Lingkungan Sendiri) turut menghadirkan narasumber Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT RI Teuku Fauzansyah, Kepala Kesbangpol Aceh Besar Sofian, serta Praktisi Film dan Akademisi Dyah Kusumawati.
Turut hadir Bendahara FKPT Aceh (Praktisi Film dan Akademisi) Bendahara FKPT Aceh Dedy Adrian, Kabid Hukum, Media Massa & Humas Dr. Wiratmadinata, Mantan narapina terorisme Surya dan Aulia, serta 100 peserta dari berbagai elemen masyarakat dan perangkat Gampong. []