LIFESTYLE

Bukan Pakai Bahasa Jawa, Sultan Hamengkubuwono X Ternyata Gunakan Bahasa Khusus untuk Ngobrol dengan Ayahnya

BANDA ACEH – Sri Sultan Hamengkubuwono X yang dikenal dengan sapaan Ngarso Dalem, Sinuwun atau Sri Sultan adalah penerus tongkat kekuasaan Keraton Yogyakarta yang sebelumnya dipimpin oleh ayahnya, yaitu Sultan Hamengkubuwono IX.Sedari kecil, ada tradisi di Kraton Yogyakarta yang mengharuskan anak laki-laki yang sudah sunat untuk segera meninggalkan Kraton.

Mereka harus hidup mandiri diluar lingkungan Kraton jogja hanya dibantu dengan pembantu yang sudah ditunjuk.

Kondisi ini yang membuat Sultan Hamengkubuwono X menjalani masa remaja beranjak dewasanya jauh dari orangtua.

Namun, semua itu berubah ketika tahun 1967, Sri Sultan HB X diminta untuk membantu tugas ayahnya di Jakarta.

Pekerjaan makin bertambah ketika ia mendapat gelar Gusti Pangeran Haryo Mangkubumi pada tahun 1974, yang berarti ia akan menggantikan menjadi penerus ayahnya di Keraton Yogyakarta.

Mengingat kenangan bersama sang ayahanda, Sultan HB X membagikan rahasia kecil miliknya bersama sang ayah, Sultan HB IX.

Sultan berkesempatan diwawancarai oleh acara televisi Net, Satu Indonesia.

Di situ, Sultan bercerita tentang cara komunikasi dengan ayahnya yang dianggap nyentrik.

Lahir dan tumbuh di lingkungan Kraton Yogyakarta yang sarat akan budaya Jawa, ternyata Sultan menggunakan Bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan ayahnya.

“Setelah saya beranjak dewasa, saya membantu beliau dari tahun 1965 sampai 1978, disitu saya banyak berdiskusi (dengan Sultan HB IX)” ucap Sultan HB X saat ditanya presenter Satu Indonesia, dikutip hops pada Rabu, 5 Juni 2024.

“Saya ini sama almarhum (Sri Sultan HB IX) tidak berbahasa Jawa, tapi berbahasa Indonesia.” Imbuh Sultan.

“Kalau pakai Bahasa Jawa, punya gap. Karena Bahasa Jawa ini kan punya tingkatan, punya gap didalam membangun komunikasi antara anak sama bapak.”

“Tapi dengan Bahasa Indonesia jauh lebih lancar, kan gitu.” Jelas Sultan HB X.

Memang, dalam Bahasa Jawa terdapat aturan khusus dalam berbicara kepada orang yang lebih tua.

Misalnya, untuk kata “pulang” saja, ada 2 kata yang berbeda, yakni “wangsul” dan “kondur”.

Wangsul hanya digunakan untuk teman yang sudah akrab, seperti teman sepermainan atau teman kerja.

Sementara kondur digunakan saat berkomunikasi dengan orang yang lebih tua, atau misalnya atasan kerja untuk menunjukkan kesopanan. Padahal, artinya sama-sama “pulang”.***


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya