Cuaca Ekstrem, Jemaah Haji Asal Kota Bogor Lakukan Tawaf Tengah Malam, Alami Hal Tak Terduga Ini

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Puluhan ribu calon jemaah haji Indonesia nampaknya sudah mulai bergerak dari Madinah menuju Mekkah.Begitu pun dengan ratusan jemaah haji Kloter 49/JKS yang sudah berangkat pada Minggu 2 Juni 2024 kemarin dari Kota Bogor.

Melihat situasi, jemaah Indonesia diimbau untuk tetap menjaga kesehatan karena cuaca panas ekstrem mencapai 42 derajat terjadi di Kota Mekkah.

Sesampainya di Mekkah, jemaah haji Indonesia yang sudah tiba, melakukan umrah wajib sebagai rangkaian dari ritual haji.

Karena cuaca panas ekstrem, jemaah haji diimbau melaksanakan umrah wajib pada pagi dan malam hari.

Menurut laporan dari salah seorang rombongan jemaah haji Kloter 49/JKS, Hazairin Sitepu mengulas musim haji tahun 1994, di mana jemaah masih bisa memilih waktu tawaf pada tengah malam, atau siang ketika matahari terik.

Dari video unggahannya yang diambil setelah menyelesaikan tujuh putaran, Hazairin Sitepu membagikan pengalaman pertamanya saat melakukan tawaf pada malam hari.

Dia menuliskan pada kolom keterangan, pada dua waktu itu Masjidil Haram bagian dalam sekitar Ka’bah agak longgar, sehingga lebih mudah mendekat menuju Hajar Aswad, Hijiran Ismail, juga makam Nabi Ibrahim.

“Bahkan bisa mencium Hajaran Aswad,” ungkap Hazairin dalam laman Instagram milik pribadinya.

Saking leluasanya, Hazairin dan romobongan Jemaah haji lainnya bisa salat sunat dengan mudah dan nyaman di belakang makam Nabi Ibrahim.

“Saya mencium Hajaran Aswad dan salat sunat di makam Nabi Ibrahim,” tutur dia.

Dia mengungkapkan, dalam musim haji 10 tahun belakangan, tidak ada lagi ruang yang longgar di area Ka’bah. Semuanya sesak. Tengah malam atau siang di kala matahari terik sekali pun.

“Tahun 2013 saya kesulitan mendekat ke hajaran aswad dan hijir Ismail. Super padat.”

“Tengah malam tadi (Senin malam), ketika saya dan rombongan jamaah haji Bogor bertawaf, kami hanya bisa berada di jarak kira-kira 15-20 meter dari Ka’bah, sampai tujuh putaran. Bahkan dua kali terbawa ke jarak lebih jauh dari itu. Terlalu padat. Ukuran tubuh orang Indonesia masih terlalu kecil jika ‘beradu’ dengan orang2 Eropa, Asia Tengah, atau Afrika.”

Dari tangkapan layar video unggahan miliknya, terlihat para jemaah haji melakukan tawaf pada malam hari. Meski tetap padat, namun tak tampak ada rombongan yang saling beresak desakan.

Semua mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dengan situasi yang aman, tertib dan tenang.

Seiring dengan pengetatan visa haji, Nasrullah Jasam Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengimbau jemaah mempersiapkan diri menjelang pelaksanaan puncak haji.

Persiapan itu tidak sekadar menjaga kondisi tubuh semata. Lebih dari itu, jemaah haji juga diimbau tidak keluar dari Makkah untuk ziarah atau berwisata.

Exit mobile version