Selama rapat yang hanya berlangsung satu jam lebih itu, listrik padam sebanyak delapan kali. Kondisi listrik yang “byar pet” tersebut menyebabkan terganggunya proses dan fokus peserta sidang, terutama saat anggota dewan menyampaikan usul dan sarannya.
Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar, usai mengikuti sidang mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan kondisi listrik yang sudah beberapa hari tidak stabil di Kota Banda Aceh.
“Tentu kita sangat menyayangkan, karena sudah banyak keluhan yang disampaikan oleh warga kota kepada kami. Apalagi saat ini sepanjang perjalanan sidang sudah beberapa kali listrik padam sehingga sangat mengganggu dan membuat suasana tidak kondusif,” kata Farid Nyak Umar.
Farid berharap, PLN benar-benar memprioritaskan perbaikan sarana instalasi sehingga normal kembali. Karena kondisi seperti ini tidak hanya membuat kerugian bagi masyarakat, tapi juga tidak nyaman bagi orang yang ingin datang ke Banda Aceh.
“Apalagi ke depan akan diselenggarakan PON, tentu kita harapkan masyarakat luar yang datang ke Banda Aceh nyaman, nah ini mati lampu lagi, sudah delapan kali,” sebut Farid.
Farid berharap hal seperti ini tidak terulang lagi di Ibukota Provinsi Aceh. Sebagai estalase Aceh berulang kali terjadi pemadaman listrik.
“Walaupun kita memahami bahwa ini bukan hanya persoalan Aceh, tapi ini sangat mengganggu masyarakat dan memberikan kesan tidak baik terhadap Aceh, apalagi menjelang pelaksanaan PON. Jadi tolong segera dibenahi,” ucap Farid.[]