USK Diskusikan Kriteria Figur Gubernur Aceh Pilkada 2024

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

image_pdfimage_print

Ketua Panitia, Dr. Cut Maya Aprita Sari., S.Sos M.Soc.Sc menyampaikan, Pilkada menjadi momen penting dalam demokrasi, masyarakat dihadapkan dengan dinamika dan dilema. Karena itu, USK ingin diskusi tersebut menghasilkan rekomendasi terkait kriteria figur gubernur Aceh yang berkualitas.

ADVERTISEMENTS
ad39

“Aceh butuh figur gubernur yang mempunyai integritas, kapabilitas dan paham isu sosial politik ekonomi. Berdasarkan itu, USK memiliki tanggung jawab moral untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat,” sebut Cut Maya.

ADVERTISEMENTS

Lebih dari itu, ia menekankan bahwa selain diskusi ilmiah, kampus juga ikhtiar yang besar dalam membagun budaya politik yang sehat bagi masyarakat. Termasuk mendorong terlibat dalam proses demokrasi, tidak apatis terhadap terhadap agenda politik lokal maupun nasional.

ADVERTISEMENTS

“Diskusi ilmiah ini menjadi salah satu kontribusi USK jelang Pilkada 2024,

ADVERTISEMENTS

Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan dalam sambutanya menerangkan, forum ilmiah ini menjadi mimbar akademik bagi civitas akademika USK, yang tetap mengedepankan integritas, etika. Dengan demikian civitas bebas dari kepentingan praktis.

ADVERTISEMENTS

“Kita tidak bicara siapa orangnya, namun figur gubernur Aceh kedepannya, mudah-mudahan bisa membawa Aceh ke arah yang lebih baik,” kata Prof Marwan.

ADVERTISEMENTS

Rektor menjelaskan, salah satu PR Aceh sekaligus tantangan yang sedang dihadapi adalah daya tawar Aceh dengan pemerintah pusat yang relatif masih kurang. UUPA yang sedang direvisi belum ada kemajuan yang signifikan.

“Kita sudah memberikan masukan, namun belum ada tindak lanjut lebih jauh. Maka Aceh butuh pemimpin dengan nilai tawar yang lebih baik, agar implementasi UUPA lebih optimal,” ujar Rektor.

Ia mengatakan, harapan masyarakat paling tidak sudah dituangkan dalam MoU Helsinki tahun 2005. Dua diantaranya, mempertahankan perdamaian di Aceh, dan bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh secara menyeluruh,” ujar Rektor.

Diskusi ilmiah yang dipandu oleh Dr. Effendi Hasan, M.A ini menghadirkan narasumber Prof. Dr. Faisal A. Rani, S.H., M.Hum, Dr. Rustam Effendi, S.E., M.Econ, serta Rektor USK.

Exit mobile version