EKONOMIFINANSIAL

Di Tangan Jokowi, Rupiah Anjlok Hingga 40 Persen

image_pdfimage_print

BANDA ACEH -Nilai tukar (kurs) rupiah tercatat anjlok hingga 40 persen selama 10 tahun masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Dengan masa kepemimpinan Jokowi yang tersisa sekitar empat bulan lagi, nilai tukar rupiah itu justru terus melemah ke atas Rp16.400 ribu per dolar AS dalam sepekan terakhir.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Nilai tersebut anjlok hingga 41,38 persen dibandingkan periode awal ketika Jokowi menjabat pada 2014 lalu, di mana kurs rupiah masih berada di posisi Rp11.600 per dolar AS.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Padahal, ketika Jokowi berkontestasi di Pilpres 2014, ia mengumbar janji bahwa nilai tukar bakal menguat di kisaran Rp10 ribu per dolar AS di bawah kepemimpinannya.

Berita Lainnya:
Bahlil Ungkap Subsidi Energi Tak Tepat Sasaran Tembus Rp100 Triliun
ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Selain janji rupiah menguat, Jokowi juga pernah menyampaikan bahwa angka pertumbuhan ekonomi akan bertengger di level 6-7 persen.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Namun, lagi-lagi janji itu tidak berwujud, karena pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mampu di kisaran 5 persen ke atas.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Berdasarkan data yang dikutip dari Google Finance, pergerakan rupiah pada pukul 18.00 WIB kembali melemah 0,21 persen ke posisi Rp16.452 per dolar AS.

Rupiah terus menunjukkan tren melemah dalam setahun terakhir. Terutama sejak Bank Sentral AS atau The Fed menaikkan suku bunga ke level 5,25-5,50 pada Juli 2023 dan masih menahannya sampai saat ini.

Kebijakan suku bunga sendiri memang menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar suatu mata uang.

Berita Lainnya:
Peran Camat Baito dalam Kasus Supriyani, Mobil Dinasnya yang Sering Ditumpangi sang Guru Diteror OTK

Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual memprediksi bahwa melemahnya mata uang inj terjadi lantaran para investor telah direlokasi ke negara yang valuasinya lebih menarik seperti Jepang, dan negara lainnya.

 “Ada sentimen negatif di pasar modal. Investor saham banyak yang realokasi ke pasar saham negara lain yang valuasinya menarik seperti China, India dan Jepang,” kata David kepada Kantor Berita Politik RMOL, pada Sabtu (15/6).

Berdasarkan sentimen tersebut, David memprediksi bahwa rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.000-Rp16.500 per dolar AS dalam jangka pendek.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya