BANDA ACEH – Seorang mantan TKI atau Tenaga Kerja Indonesia yang telah menghabiskan 20 tahun bekerja di Saudi Arabia mengungkap berbagai pengalaman pahit dan manis selama tinggal di sana.Dalam sebuah wawancara, mantan TKI ini menceritakan secara mendetail tentang kehidupan TKI di Arab Saudi, tantangan yang dihadapi, serta modus penipuan yang marak terjadi, bahkan di depan Kabah.
Dilansir dari Video YouTube Kasisolusi pada Senin, 17 Juni 2024, Alman, mantan TKI yang kini dikenal sebagai kreator konten di YouTube, mengisahkan perjalanan karirnya yang dimulai sejak tahun 2004.
Ia pertama kali bekerja di sebuah minimarket di daerah kumuh yang mayoritas dihuni oleh orang Afrika.
Dengan gaji awal hanya 800 riyal, ia harus berjuang keras untuk bertahan hidup dan menyesuaikan diri dengan budaya dan bahasa yang berbeda.
Dalam wawancaranya, Alman menceritakan bagaimana sulitnya bekerja di Saudi, terutama dengan majikan yang kadang-kadang tidak mengizinkan karyawannya untuk menjalankan ibadah.
Ia juga menyebutkan bahwa tidak semua majikan memiliki sikap yang sama, namun tantangan tersebut nyata dan sering dialami oleh banyak TKI.
Modus penipuan di depan Ka’bah
Salah satu cerita yang menarik perhatian adalah modus penipuan yang terjadi di depan Kabah.
Alman mengungkap bahwa banyak orang yang berpura-pura sebagai jamaah haji atau umrah dan meminta uang dengan alasan yang tidak jelas.
Bahkan, ada yang mengaku kehilangan dompet atau kehabisan uang untuk menarik simpati jamaah lain.
“Di depan Kabah, jika ada yang menanyakan apakah Anda bisa berbicara dalam bahasa Inggris, lebih baik tidak menjawab. Itu biasanya modus penipuan untuk meminta uang,” kata Alman.
Ia juga mengingatkan bahwa penipuan semacam ini sering kali dilakukan oleh oknum yang memanfaatkan momen suci untuk keuntungan pribadi.
Tantangan dan regulasi bagi TKI
Alman juga berbagi tentang perubahan regulasi yang mempengaruhi pengiriman tenaga kerja dari Indonesia ke Saudi Arabia.
Pemerintah Indonesia dan Saudi telah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki sistem tenaga kerja, termasuk penutupan beberapa perusahaan pengirim tenaga kerja ilegal.
Ia mengingatkan calon TKI untuk selalu berhati-hati dan memastikan mereka melalui jalur resmi.
“Sekarang ini, pemerintah Saudi sangat ketat dalam hal regulasi visa. Visa non-haji seperti visa multiple atau visa ziarah tidak boleh digunakan untuk keperluan haji,” tegasnya.
Pesan untuk calon TKI dan Jamaah Haji/Umrah
Alman memberikan beberapa saran bagi calon TKI dan jamaah haji atau umrah.
Ia menekankan pentingnya kesadaran dan kewaspadaan terhadap modus penipuan serta memahami peraturan yang berlaku di Saudi Arabia.
“Jika tujuan Anda adalah untuk beribadah, fokuslah pada ibadah dan jangan tergoda dengan tawaran-tawaran yang tidak masuk akal,” katanya.
Ia juga menyarankan untuk selalu mengumpulkan paspor selama perjalanan umrah atau haji untuk menghindari kasus kabur atau hilangnya dokumen penting.
Kisah Alman memberikan gambaran yang jelas tentang kehidupan dan tantangan yang dihadapi oleh TKI di Saudi Arabia.
Dari pengalaman pahit hingga manis, dari regulasi ketat hingga modus penipuan, semua ini menjadi pelajaran berharga bagi siapa saja yang berniat bekerja atau beribadah di negara tersebut.
Bagi para calon TKI dan jamaah haji atau umrah, cerita ini menjadi pengingat untuk selalu berhati-hati, mengikuti regulasi yang ada, dan fokus pada tujuan utama mereka.***