EKONOMIFINANSIAL

Rupiah Terus Melemah, Jokowi Panggil Sri Mulyani hingga Gubernur BI ke Istana

image_pdfimage_print

BANDA ACEH –  Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati hingga Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo ke Istana Kepresidenan lantaran rupiah yang terus lesu, Kamis (20/6) sore ini. 

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Tak hanya itu, Jokowi juga turut memanggil pejabat lain yang terkait dengan perekonomian di tanah air. Mereka diantaranya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

 

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Saat tiba di Istana, Menkeu Sri Mulyani mengonfirmasi bahwa kedatangan mereka ke Istana Kepresidenan untuk memabahas nilai tukar (kurs) Rupiah.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

 

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

 “Iya (pembahasan nilai tukar Rupiah terhadap dolar),” kata Sri Mulyani kepada wartawan, Kamis (20/6).

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

 

Diketahui, berdasarkan data Google Finance, nilai tukar rupiah ditutup di level Rp16.491 per dolar AS pada Kamis (20/6). Mata uang Indonesia ini melemah 103 poin atau minus 0,63 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya.

Berita Lainnya:
Alasan di Balik Mundurnya Sahbirin Noor dari Jabatan Gubernur Kalsel, Padahal Menangkan Praperadilan

 

Mengutip Bloomberg, kurs rupiah ditutup melemah 65 poin atau 0,4 persen ke Rp16.430 per dolar AS sore ini. Sedangkan pagi tadi, kurs rupiah melemah 25,5 poin atau 0,16 persen ke level Rp16.390 per dolar AS.

 

Sebagai informasi, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan akan ada sejumlah barang hingga komoditas yang diprediksi mengalami kenaikan harga, terutama barang-barang impor. Seperti, emas logam mulia, bahan bakar, telur dan daging ayam, pupuk hingga barang elektronik.

 

Adapun telur dan daging ayam disoroti lantaran keduanya rata-rata masih menggunakan pakan yang berasal dari barang impor.

 

“Iya semuanya ke barang barang impor itu pasti mengalami kenaikan,” kata Ibrahim Assuaibi saat dihubungi JawaPos.com, Senin (17/6).

 

“Yang terasa itu ke barang-barang impor, kemudian seperti minyak mentah, komoditas, elektronik, otomotif, pupuk, ini sangat terasa sekali,” imbuhnya.

Berita Lainnya:
Alasan Thomas Lembong Jadi Tersangka Korupsi Impor Gula, Kini Ditahan di Rutan Salemba

 

Dia menjelaskan, dengan dollar semakin kuat dan rupiah yang melemah akan membuat harga-harga tersebut lebih tinggi.

 

“Terutama itu pupuk, pakan ternak, karena yang biasa kita makan kayak ayam kemudian telur itu kenaikannya akan cukup tinggi karena pakan ternak itu semua impor,” jelasnya.

 

Bahkan, emas logam mulia itu mengalami kenaikan harga tergantung dari mata uang rupiahnya. Kalau mata uang rupiahnya mengalami pelemahan, kata Ibrahim, maka harga emas pasti akan naik.

 

Sementara itu, ia memprediksi pada bulan Juni ini, nilai tukar rupiah akan makin tertekan oleh dollar AS hingga mencapai Rp 16.500. Adapun sebelumnya, nilai tukar sempat menembus Rp 16.300 per dollar AS.

 

“Ada kemungkinan besar setelah perang dagang dimulai antara Tiongkok dan Uni Eropa dan Tiongkok dengan Amerika, maka ada kemungkinan rupiah melemah ke Rp 16.500. Nah sedangkan di minggu-minggu ini kemungkinan di Rp 16.470-an,” pungkasnya.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya