Sabtu, 05/10/2024 - 09:44 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Sakit Hati Sering Diomeli, Guru Ngaji Tebas Istri dengan Parang di Lombok

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Polres Lombok Timur (Lotim) mengungkap bahwa motif pembunuhan yang dilakukan An (27) salah seorang pegawai honor di Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Lombok Timur terhadap istrinya Lis (25) yang juga honor di kantor LLK Lotim karena sakit hati.Kapolres Lotim AKBP Hariyanto melalui Kasat Reskrim AKP I Made Dharma Yuliaputra yang dikonfirmasi, Jumat, mengatakan motif pembunuhan mulai terkuak setelah pelaku ditangkap di tempat persembunyiannya yaitu di rumah ibu tirinya di wilayah Desa Semaya, Kecamatan Sikur, Lotim pada Kamis (20/6) malam.

ADVERTISEMENTS
Hari Kesaktian Pancasila dari Bank Aceh Syariah

“Pelaku ditangkap ditempat persembunyiannya di rumah ibu tirinya tanpa perlawanan ” ucapnya.

Berita Lainnya:
Indodax Diretas, Ada Potensi Aset Hilang, Bappebti Imbau Nasabah Tetap Tenang
ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan dan Pengucupan Sumpah Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA)

Dengan tertangkapnya pelaku ini, lanjut Dharma, motif pelaku membunuh istrinya terungkap. Kepada penyidik pelaku tak menampik kalau dirinya yang melakukan pembunuhan terhadap istrinya tersebut. 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

“Aksi pembunuhan dilakukan oleh pelaku terhadap istrinya dilakukan sendiri  karena rasa sakit hati,” sebutnya.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati HARDIKDA - Hari Pendidikan Daerah

Sakit hati pelaku disebabkan karena korban tidak mau membayarkan hutang ketika pelaku meminta tolong sama korban.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Duka Cita atas Meninggal Dunia Bank Aceh Syariah Tgk H. Muhammad Yusuf A. Wahab

“Dalam kasus ini,  pelaku  dijerat dengan ancaman hukuman seumur hidup,” kata Dharma.

Sementara itu, pelaku yang ditemui awak media di Polres Lotim mengaku aksi pembunuhan yang dilakukan terhadap istrinya disebabkan karena sakit hati sering diomeli dan dihina oleh korban, termasuk menghina orang tuanya (pelaku), dengan umpatan kata kata tak pantas.

Berita Lainnya:
Hensat: IKN Tidak Mungkin Mangkrak, Setidaknya Bisa Jadi Destinasi Wisata

“Korban sering menghina orang tua saya. Dengan ucapan kata-kata yang tak pantas, menyebut nama binatang,” katanya.

Karena sumpah serapah terhadap dirinya dan orang tuanya itulah, pelaku  mengaku menjadi gelap mata dan menghabisi korban menggunakan parang yang dipinjam di ibu mertuanya di dalam kamar tidur.

 


Reaksi & Komentar

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُم بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا الكهف [103] Listen
Say, [O Muhammad], "Shall we [believers] inform you of the greatest losers as to [their] deeds? Al-Kahf ( The Cave ) [103] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi