INTERNASIONALTIMUR TENGAH

Israel Terancam Gelap Total: Kami Tak Siap Hadapi Perang, Pemadaman Listrik Bisa 72 Jam

image_pdfimage_print

BANDA ACEH  – Shaul Goldstein, CEO Noga, Perusahaan Manajemen Kelistrikan Israel mengatakan negaranya terancam gelap total dan tidak akan bisa dihuni apabila aliran listrik terputus akibat serangan drone dan roket Hizbullah yang mengenai infrastruktur PLN Israel.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Pernyataan itu dilontarkan setelah beberapa pekan terakhir militan Hizbullah terus melontarkan serangan drone dan rudal ke wilayah pemukiman Israel.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Tak sampai disitu, Hizbullah beberapa waktu lalu dilaporkan membombardir sejumlah pangkalan militer Israel dengan 35 drone atau pesawat berawak.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Hingga membuat pangkalan militer Israel yaitu Brigade Golani dan Unit Egoz 621 di barak Shraga di utara kota Akka hancur.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Serangkaian serangan ini yang membuat CEO Noga khawatir apabila nantinya Hizbullah yang merupakan sekutu kelompok Hamas akan menargetkan serangan ke infrastruktur PLN Israel.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

“Kami tidak siap menghadapi perang yang sebenarnya. Apabila rudal Hizbullah menghantam fasilitas listrik maka menyebabkan pemadaman listrik selama satu jam, dua jam, tiga jam, 24 jam , 48 jam, 72 jam, dan seterusnya,” kata Goldstein sebagaimana dikutip dari Al Mayadeen.

Berita Lainnya:
Rudal Hizbullah Hantam Tel Aviv, 6 Warga Israel Terluka setelah Panik Melarikan Diri
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

“Kami tidak bisa menjanjikan listrik jika terjadi perang di utara. Setelah 72 jam tanpa listrik, mustahil tinggal di sini,” tambahnya.

Setelah komentarnya mulai menjadi berita utama, sejumlah masyarakat Israel kini dilanda kepanikan terkait adanya ancaman mati listrik permanen.

Sementara itu merespon pernyataan yang dilontarkan Goldstein, CEO Perusahaan Listrik Israel, Meir Shpilger menyebut kata-kata Goldstein “tidak bertanggung jawab” karena telah menimbulkan kepanikan yang tidak perlu.

“Negara Israel tidak akan dibiarkan dalam kegelapan. Kemungkinan pemadaman listrik yang berlangsung berhari-hari sangat rendah,” tulis Menteri Energi Eli Cohen di laman X.

“Kami mempersiapkan semua skenario,” tambah Cohen.

Untuk mengantisipasi kepanikan masyarakat, ia menyatakan bahwa negara siap melibatkan generator bertenaga diesel untuk menjaga operasional jika terjadi gangguan listrik akibat serangan Hizbullah.

Berita Lainnya:
Penindakan Judol cuma Omon-omon jika Budi Arie Tak segera Diperiksa

Israel Krisis Batubara

Selain karena serangan Hizbullah, aturan Presiden Kolombia, Gustavo Petro yang berhenti menyuplai batubara ke Israel juga berpotensi memicu gangguan listrik hingga Israel terancam gelap total.

Penangguhan ini dilakukan sebagai bentuk teguran Kolombia atas tindakan Israel yang terus melakukan genosida di Gaza Palestina. Imbas penangguhan tersebut kini Israel kehilangan supplier utama batubara termal yang digunakan untuk membangkitkan aliran listrik.

Dilansir AFP, Kolombia adalah pemasok batu bara utama Israel dengan ekspor sekitar 450 juta dolar AS pada tahun 2023.

Sementara itu, menurut American Journal for Transportation, Israel mengimpor lebih dari 50 persen batubaranya dari Kolombia dan menggunakan sebagian besar batubara tersebut untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listriknya.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya