Aktifkan Jalur Rempah, KRI Dewaruci Bawa Peserta MBJR Singgahi Sabang

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Para awak KRI Dewaruci dan peserta MBJR, disambut langsung Penjabat (Pj) Wali Kota Sabang Reza Fahlevi beserta para Forkopimda, di Dermaga CT-1 BPKS Sabang, Minggu (23/6).

“Kami mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta MBJR dan para awak kapal KRI Dewaruci di Kota Sabang. Apabila kita flashback ke masa lalu, Kota Sabang memiliki sejarah erat dengan jalur rempah dan menjadi salah satu pelabuhan penting di jalur rempah, yang menghubungkan Indonesia dengan Eropa dan Asia,” kata Pj Wali Kota Sabang.

Dijelaskan, dalam sejarahnya Sabang pernah dijadikan pusat karantina haji dan menjadi pelabuhan perdagangan internasional terpenting. Oleh karenanya, Sabang menjadi tempat persinggahan kapal-kapal dari berbagai negara untuk mengisi dan mengambil bahan bakar (batu bara), air segar, atau pun docking (perbaikan kapal).

“Jalur rempah di Kota Sabang bukan hanya tentang perdagangan, tetapi juga tentang pertukaran budaya dan peradaban. Melalui jalur rempah, berbagai budaya dan tradisi dari ragam bangsa saling bertemu dan berinteraksi,” ujarnya.

Pj Wali Kota Sabang berharap kedatangan peserta MBJR ini dapat meningkatkan rasa cinta tanah air, memperkuat persatuan bangsa, menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya juga sejarah bangsa serta kemaritiman Indonesia.

Rombongan MBJR yang diwakili Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Irini Dewi Wanti mengatakan MBJR menjadi wahana untuk mengaktifkan kembali jalur rempah, menghubungkan titik perdagangan rempah, dan mempererat ikatan budaya antarwilayah.

Total ada 75 laskar rempah terdiri dari peneliti, pewarta, pegiat film dan foto yang akan menjadi saksi jejak besar jalur perdagangan dan budaya rempah Nusantara. Tujuh titik yang akan disinggahi kapal layar KRI Dewaruci adalah Jakarta, Belitung Timur, Dumai, Sabang, Melaka di Malaysia, Tanjung Uban, Lampung, dan berakhir di Jakarta.

“MBJR adalah sebagai salah satu media kita untuk melakukan sharing informasi terkait dengan sejarah perdagangan Nusantara, kemudian juga konektivitas budaya antara satu daerah satu wilayah dengan wilayah lainnya di seluruh nusantara dan juga dunia internasional,” jelasnya.

Dia menambahkan, melalui MBJR pihaknya akan berbagi pengetahuan, informasi dan mengekspor seluas-luasnya tentang potensi budaya di seluruh daerah yang disinggahi. Bahkan MBJR juga akan melakukan muhibah luar negeri dalam rangka mendapat dukungan tentang jalur rempah sebagai salah satu jalur pelayaran dunia.

Exit mobile version