NASIONAL
NASIONAL

Pelemahan Rupiah Buat Jokowi ‘Gusar’ Menkeu: Fundamental Ekonomi Masih Sangat Kuat

image_pdfimage_print

“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” papar Erwin.

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Guru Nasional

Kekhawatiran Investor

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Pelemahan nikai tukar rupiah hingga mendekati Rp16.500 per dolar AS, membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengambil langkah.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Jokowi tampak gusar dengan kondisi rupiah yang makin terpuruk.

Dia memanggil sejumlah Menteri dan kepala Lembaga yang tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, (20/6/2024).

Pemanggilan tersebut terkait dengan terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang Dollar AS, hingga tembus Rp16.400 per dollar.

Hampir dua jam pertemuan antara Jokowi dengan KSSK tersebut. Mereka yang tiba sekitar pukul 16.00 WIB baru keluar sekitar pukul 18.00 WIB.

Hadir dalam pertemuan tersebut yakni Ketua Dewan Komisiober LPS Purbaya Yudhi Sadewa, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Berita Lainnya:
Minim Etika! Kaesang Dikecam Usai Serukan 'Jateng is Red Itu PSI, Bukan Partai Sebelah'

“Saya bersama dengan pak gubernur BI, ketua DK OJK dan ketua DK LPS di dalam forum KSSK juga menyampaikan kepada bapak presiden berbagai perkembangan terkini dinamika market juga dari sisi perkembangan pembahasan APBN kita dengan DPR,” kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap Dollar belakangan ini dipengaruhi oleh faktor fundamental.

Sebenarnya faktor fundamental di Indonesia tersebut terbilang lebih baik ketimbang negara lain.

Mulai dari pertumbuhan ekonomi, inflasi terkendali dan defisit transaksi berjalan.

Namun menurut dia mata uang rupiah mengalami tekanan baik oleh sentimen dalam negeri maupun luar negeri.

Untuk luar negeri diantaranya karena kondisi geopolitik yang tegang serta kebijakan suku bunga di AS.

“Untuk hari ini kita juga melihat isu terkini baik dari sisi global itu menyangkut global politic dan berbagai perkembangan yang terjadi dari perekonomian di AS, Eropa dan RRT yang memiliki potensi pengaruh spill over ke perekonomian kita dan itu akan kita pantau bagaimana meminimalkan dampak negatif kalau terjadi keputusan mengenai fed fund rate, yang beberapa kali akan menurunkan suku bunga,” katanya.

Berita Lainnya:
Sidang Praperadilan Tom Lembong di PN Jaksel Hari Ini, Kubu Kejagung Siapkan 5 Ahli

Sementara itu untuk di dalam negeri ada kekhawatiran dari investor mengenai kesinambungan fisikal.

Meskipun demikian kata Sri Mulyani pemerintah akan memastikan pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dilakukan dengan hati-hati.

“APBN 2024 yang sekarang sedang berjalan kita akan tetap kelola secara hati-hati ada beberapa hal yang bergerak seperti kurs harga minyak maupun dari sisi SBN nilai yeild kita, itu pasti mempengaruhi postur dan ini sudah kita monitor dari sisi implikasi pembiayaan,” pungkasnya

1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya