Sabtu, 06/07/2024 - 13:27 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Lebih dari Gatal dan Bersin, Alergi Susu Bisa Berakibat Fatal bagi Perkembangan Anak

Anak mengalami alergi susu sapi (ilustrasi). Dampak alergi susu sapi dapat bervariasi dari ringan hingga berat,

JAKARTA — Alergi susu sapi yang tidak tertangani cepat dan tepat bisa mengganggu pertumbuhan serta perkembangan anak secara jangka panjang. Dampak alergi ini dapat bervariasi dari ringan hingga berat, dengan ancaman memengaruhi berbagai sistem dalam tubuh.

Dokter spesialis anak konsultan alergi imunologi, Prof Dr Budi Setiabudiawan, SpA(K), menerangkan, jangka pendek alergi susu sapi dapat menyebabkan ketidaknyamanan, serta kesulitan makan dan tidur. Dampak jangka panjangnya dapat mencakup berat badan yang tidak optimal, malnutrisi, dan keterlambatan pertumbuhan. Selain itu, sifat alergi yang persisten dapat meningkatkan risiko perkembangan kondisi atopik lain, seperti asma atau eksim pada kemudian hari.

Berita Lainnya:
Natrium 'Musuh' Tersembunyi Eksim, Jaga Kulit Sehat dengan Pola Makan Seimbang

“Gejala alergi susu sapi pada anak dapat berbeda, tapi beberapa yang paling umum meliputi ruam pada kulit, gatal-gatal, bahkan diare,” kata Budi, dalam bincang-bincang yang diselenggarakan oleh Nutricia berkolaborasi dengan PrimaKu, dengan tema Tangani Alergi Susu Sapi, Selasa (25/6/2024).

Selain itu, alergi susu sapi juga dapat menyebabkan masalah pernapasan yang serius, seperti anafilaksis. Umumnya, anak yang mengalami alergi susu sapi dapat mengatasi alergi seiring bertambahnya usia, biasanya antara usia tiga hingga lima tahun.

 

Namun, ada sebagian kecil anak yang mungkin tetap memiliki alergi hingga dewasa. “Penanganan yang cepat dan tepat sangat penting untuk mencegah dampak buruk yang lebih serius dan memastikan anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal,” kata dia.

Berita Lainnya:
Lima Teh yang Bisa Mempercepat Pembakaran Lemak Perut Menurut Studi

Setelah mengenali gejala alergi, ia mengatakan orang tua perlu berkonsultasi dengan dokter. Biasanya dokter merekomendasikan menghilangkan susu sapi dari diet anak dan mencari sumber nutrisi alternatif. Kemudian memantau pertumbuhan anak secara rutin.

Strategi penanganan ini harus dilakukan dengan cepat dan tepat untuk mengurangi dampak negatif alergi. “Sehingga anak-anak dengan alergi susu sapi dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat dan berkembang secara optimal,” ujarnya.

Data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan prevalensi alergi susu sapi pada anak Indonesia sekitar 2 hingga 7,5 persen. Protein susu sapi menjadi alergen kedua yang paling umum setelah telur.

Sumber: Republika


Reaksi & Komentar

وَعَرَضْنَا جَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ لِّلْكَافِرِينَ عَرْضًا الكهف [100] Listen
And We will present Hell that Day to the Disbelievers, on display - Al-Kahf ( The Cave ) [100] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi