“Kami yakin bahwa pengembangan kemasan saja tidak cukup, hal tersebut tidak bisa mengatasi seluruh masalah sampah di dunia. Jadi, kami berkomitmen untuk bisa berkontribusi atau mengembangkan infrastruktur pengelolaan sampah di negara-negara Nestlé di seluruh dunia dan mempromosikan gaya hidup yang bijak sampah,” kata dia.
Faiza menegaskan, promosi gaya hidup harus terus disinergikan supaya masyarakat dan konsumen bisa kelola sampahnya mulai dari rumah tangga. Menurut dia, banyak jenis sampah rumah tangga yang dapat didaur ulang menjadi barang yang berguna. Sampah yang sering dianggap tidak memiliki nilai guna sebenarnya masih mempunyai manfaat yang cukup besar untuk kehidupan manusia sehari-hari.
“Terdapat perspektif negatif di masyarakat, ketika berbicara mengenai barang hasil daur ulang. Jadi perlu untuk mengubah mindset tersebut, karena banyak sekali dan ada di keseharian kita. Kresek yang dianggap tidak ada nilainya, ternyata nilai daur ulangnya tinggi sekali. Yang tak kalah penting ialah bagaimana peningkatan kolaborasi supaya pemanfaatan sampah-sampah dari hulu bisa dilakukan dengan baik,” kata Faiza.
Faiza turut menuturkan bahwa kolaborasi sangat dibutuhkan dalam pengelolaan sampah, karena tidak bisa hanya melibatkan satu pihak saja. Setiap pihak memiliki porsi masing-masing dalam membantu wujudkan pengelolaan sampah supaya lebih baik lagi.
Sumber: Republika