NASIONAL
NASIONAL

Ketua PBNU Akui NU Dibully Dimana-mana Buntut Terima Jatah Tambang dari Jokowi, Singgung Muhammadiyah..

image_pdfimage_print

BANDA ACEH  – Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla mengaku Nahdlatul Ulama (NU) mendapat bullying dari masyarakat buntut menerima jatah pengelolaan tambang dari Presiden Jokowi

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Hal itu disampaikan dalam diskusi yang digelar Fraksi PAN bertajuk “Polemik Pemberian Izin Pengelolaan Tambang untuk Ormas Keagamaan”. 

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

“Kalau kita telaah percakapan di media sosial sekarang, ini PBNU menjadi bully-an luar biasa,” kata Ulil di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Rabu (26/6/2024). 

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Dia menyebut kondisi itu berbeda dengan Muhammadiyah yang tidak mendapat bullying.  

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Sebab Ormas Islam itu menolak jatah pemberiaan pengelolaan tambang dari pemerintah Jokowi. 

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

 “Muhammadiyah enggak karena sekarang dia belum terima. NU yang sudah terang-terang menerima sekarang di-bully di mana-mana, logonya diolah lah pokoknya,” ujar Ulil. 

Berita Lainnya:
Dirut Master Steel Diperiksa Kejagung soal Korupsi Tol MBZ, Statusnya Akhirnya Terungkap
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Meski demikian, Ulil menerima hujatan maupun kritikan dari masyarakat. Dia mengatakan PBNU tidak akan mempersoalkannya.  

Menurutnya, hal itu sudah menjadi resiko atas pilihan PBNU. “Enggak ada sesuatu yang kenikmatan diperoleh tanpa adanya usaha keras,” tandasnya.  

PBNU: Kami akan Kelola Secara Halal Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla merespons terkait pemberian jatah pengelolaan tambang dari Presiden Jokowi. Dia menegaskan Nahdlatul Ulama (NU) akan mengelola pemberian tambang dari pemerintahan Jokowi secara halal dengan tetap menaati aturan negara. 

Hal itu disampaikan dalam diskusi yang digelar Fraksi PAN bertajuk “Polemik Pemberian Izin Pengelolaan Tambang untuk Ormas Keagamaan”. 

“Insya Allah kalau aspek pengelolaan kami dari PBNU sudah komitmen penuh, kita akan mengelolanya secara halal sesuai dengan aturan-aturan main yang dimiliki oleh negara ini,” tegas Ulil di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Rabu (26/6/2024). 

Berita Lainnya:
Tanggapi Polda Sumbar Soal AKP Dadang, Sahroni: Waduh, Gangguan Mental Bisa Jadi Kabag Ops Polres?

Ulil menjelaskan posisi NU hanya sebagai penerima kebijakan yang digagas pemerintah. Dia menyebut organisasinya tidak akan mengurusi aspek legalitas. 

Sebab itu menjadi urusan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). “Kami menerima matengnya saja. 

Matengnya itu artinya saya kepengen menerima sesuatu yang halal. Halal secara hukum, halal secara aturan negara ini,” jelas dia. “Bagaimana halalnya kita tidak tahu karena PBNU tidak punya wilayah untuk berbicara mengenai hal ini,” sambung Ulil. 

Ulil menambahkan NU ingin menerima pengelolaan tambang yang sudah halal baik dari aspek legalitas maupun pengelolaannya. “Kita kepengen dapat sesuatu yang halal, halal yang disebut legalitas formalnya dan halal nanti di dalam aspek pengelolaannya,” tandasnya


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya