Kamis, 04/07/2024 - 21:37 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONAL

Seantero Gaza Kini Nyaris tak Bisa Dihuni

GAZA – Kondisi Jalur Gaza setelah dibombardir tanpa henti oleh Israel selama sembilan bulan makin memprihatinkan. Lembaga-lembaga kemanusiaan menyatakan kota itu sudah tak bisa lagi dihuni.

Arwa Damon, pendiri Jaringan Internasional untuk Bantuan, Pertolongan dan Bantuan (INARA), mengatakan bahwa dalam perjalanannya baru-baru ini ke Kota Gaza untuk mendistribusikan bantuan, dia melihat “betapa luasnya kehancuran yang terjadi pada setiap aspek kehidupan yang dapat menyebabkan kehancuran. Jalur Gaza tidak bisa dihuni”.

“Di tempat saya berdiri sekarang di Deir el-Balah, ini adalah satu-satunya wilayah di Gaza yang secara relatif masih berdiri. Setiap bagian dari hamparan kecil tanah ini telah benar-benar tidak dapat dihuni,” katanya kepada Aljazirah dari Deir el-Balah, semalam.

Menurutnya, di wilayah utara, tidak hanya terdapat kekurangan bahan makanan pokok dan perlengkapan kebersihan. Tetapi juga terdapat orang-orang yang berusaha bertahan hidup di atas puing-puing rumah mereka tempat orang-orang yang mereka cintai syahid akibat serangan Israel.

 

Damon mengatakan, dari tayangan Kota Gaza, warga tidak dapat mengenali jalan atau jalan raya utama karena tingkat kerusakan yang parah.

“Sebagian besar akan memberitahu Anda bahwa mereka hampir tidak mengenali diri mereka sendiri atau rekan mereka sendiri. Ada ketakutan yang sangat nyata mengenai meningkatnya pelanggaran hukum, aktivitas kriminal, penjarahan, yang mengarah pada perbincangan tentang siapa yang akan memulihkan kode moral yang ada di masyarakat.”

Berita Lainnya:
Israel-Hizbullah di Ambang Perang Terbuka

Khaled Shakshir, seorang sukarelawan teknisi rumah sakit di Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir el-Balah di Gaza tengah, mengatakan kondisi di mana fasilitas kesehatan tersebut beroperasi “tidak normal”. Ia berjuang untuk menjaga peralatan tetap berfungsi.

Sambil menunjuk pada dua alat penguat gambar – mesin yang digunakan dalam operasi dan prosedur lainnya – Shakshir mengatakan kepada Aljazirah bahwa selama 10 hari terakhir, tidak ada satupun yang berfungsi. Salah satu dari keduanya akhirnya diperbaiki kemarin.

“Semua operasi dan pembedahan darurat harus ditunda dan pasien semakin menumpuk, sehingga menjadi beban kerja yang besar bagi para dokter,” katanya. Yang memperparah masalah, Shakshir mengungkapkan bahwa ketiga mesin anestesi di rumah sakit juga mati.

“Pandangan saya secara keseluruhan mengenai situasi ini sungguh tidak tertahankan. Itu tidak normal. Rumah sakit tidak seharusnya seperti itu. Rumah sakit penuh sesak. Mereka berjalan dengan kapasitas 300 persen,” katanya.

Sementara situasi di Gaza utara masih sangat fluktuatif, sehubungan terbatasnya bantuan yang masuk ke wilayah tersebut, menurut Hisham Mhanna, juru bicara Komite Palang Merah Internasional (ICRC).

“Selama berminggu-minggu ini, asupan nutrisi yang diperlukan bagi banyak orang sangat terbatas, dan hal ini dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak dapat diubah bagi banyak kelompok rentan, termasuk bayi baru lahir, wanita hamil, orang yang sakit dan terluka,” katanya kepada Aljazirah.

“Kita tidak boleh mencapai titik di mana dunia menyatakan kelaparan di Gaza. Hal ini harus dicegah dan dihentikan dengan tindakan segera.” Lebih lanjut, Mhanna mengatakan bahwa Israel, sebagai “kekuatan penjajah”, harus memastikan warga sipil memiliki akses terhadap kebutuhan termasuk makanan, obat-obatan dan keamanan.

Berita Lainnya:
Warga Gaza Sholat Idul Adha di Tengah Reruntuhan dan Tangisan untuk Para Syuhada

Dua hari belakangan merupakan masa yang penuh kekerasan, berdarah, dan brutal bagi warga Palestina di Gaza. Terdapat lebih banyak serangan terhadap wilayah padat penduduk, baik di bagian utara Jalur Gaza, wilayah tengah Nuseirat atau lebih jauh ke bagian selatan Gaza, di mana militer Israel masih beroperasi  menghancurkan dan secara sistematis menghancurkan rumah-rumah penduduk di kota Rafah.

Serangan-serangan ini terjadi terhadap populasi yang telah digiring dari satu tempat ke tempat lain, dan telah mengungsi lebih dari satu kali. Banyak wilayah di Gaza yang setiap hari mengalami dehidrasi dan kelaparan.

Bukan hanya bom tak terduga yang membunuh banyak orang. Saat bom berhenti jatuh, orang-orang dikhawatirkan tak bisa bertahan hidup terkait situasi yang mengerikan di Gaza.

1 2

Reaksi & Komentar

حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ بَيْنَ السَّدَّيْنِ وَجَدَ مِن دُونِهِمَا قَوْمًا لَّا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ قَوْلًا الكهف [93] Listen
Until, when he reached [a pass] between two mountains, he found beside them a people who could hardly understand [his] speech. Al-Kahf ( The Cave ) [93] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi