Selasa, 02/07/2024 - 18:50 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LINGKUNGAN

Dua Peneliti UGM Rancang Teknologi Penyerap Karbon di Udara

Peneliti UGM merancang teknologi penyerap karbon.

 YOGYAKARTA – Dua peneliti dari Pusat Unggulan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUIPT) Microalgae Biorefinery Univetsitas Gadjah Mada (UGM) merancang purwarupa Algaetree, yakni teknologi dekarbonisasi untuk mengatasi produksi karbon atau CO2 di udara terbuka.

CEO Algatech Nusantara Rangga Wishesa dalam keterangan tertulis di Yogyakarta Kamis (27/6/2024) mengatakan, dua peneliti itu adalah Guru Besar Teknik Kimia Fakultas Teknik UGM Prof Arief Budiman dan Dosen Fakultas Biologi UGM Dr Eko Agus Suyono.

Berkat kerja sama dengan startup PT Algatech Nusantara, purwarupa tersebut berhasil dikembangkan menjadi produk bernama “Microforest 100”. “Instalasi setinggi dua meter tersebut berfungsi untuk menyerap karbon di udara dengan teknologi fotobioreaktor,” katanya.

Berita Lainnya:
Nyamuk Wolbachia untuk Atasi DBD di Jakarta: Siapkah Diterapkan?

Rangga mengaku senang bisa bekerja sama mengembangkan prototipe peneliti UGM serta membantu menambahkan beberapa fitur pelengkap seperti pengembangan desain, fabrikasi, dan penambahan alat-alat sensor kondisi kultivasi agar Microforest mampu bekerja secara maksimal.

Menurut dia, sistem di dalam “Microforest 100” akan menyerap karbon dioksida dalam jumlah besar, bahkan setara dengan lima pohon dewasa berumur sekitar 15 tahun.

Hal itu didasarkan pada kemampuan mikroalga yang dapat menyerap karbon dioksida 30-50 kali lipat lebih banyak dibanding tanaman terestrial saat ini.

Berita Lainnya:
Cina Bersiaga Hadapi Banjir dan Longsor

Microforest 100 itu kemudian ditempatkan kali pertama di Masjid Raya Syeikh Zayed, Solo, Jawa Tengah karena tingginya tingkat pengunjung masjid tersebut.

Alat itu diletakkan di ruangan terbuka supaya dapat menyerap CO2 yang dihasilkan pengunjung.

Menurut salah satu peneliti, Dr Eko Agus Suyono, mikroalga masih memiliki potensi agar dikembangkan menjadi produk olahan lain, seperti bahan bakar bioenergi.

Harapannya, potensi tersebut dapat dieksplorasi lebih lanjut untuk dimanfaatkan oleh masyarakat luas.

“Dengan begitu, pengurangan emisi karbon dapat berlangsung secara masif dalam mengatasi perubahan iklim,” katanya.

sumber : Antara

Sumber: Republika


Reaksi & Komentar

وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَٰذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا ۚ وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا ۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا الكهف [49] Listen
And the record [of deeds] will be placed [open], and you will see the criminals fearful of that within it, and they will say, "Oh, woe to us! What is this book that leaves nothing small or great except that it has enumerated it?" And they will find what they did present [before them]. And your Lord does injustice to no one. Al-Kahf ( The Cave ) [49] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
[donasiaja id="dsx2tuocp"]
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi