Rabu, 03/07/2024 - 23:56 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Kisah Syuhada Uhud: Jasad Utuh dan Tersenyum

Peziarah mengunjungi Bukit Rumat di Kompleks Syuhada Uhud, Madinah, Senin (10/9). Di bukit itu bertempat para pemanah Madinah yang meninggalkan posisi saat sedang unggul dalam Perang Uhud.

JAKARTA — Perang Uhud terjadi pada 15 Syawal tahun ketiga Hijriah, atau sekitar bulan Maret 625 Masehi. Pertempuran ini dipicu keinginan balas dendam dari orang-orang kafir Quraisy usai kekalahan mereka dalam Perang Badar. Dedengkot musyrikin itu tak kuat menanggung malu karena kemenangan Muslimin dalam palagan yang pecah pada Ramadhan tahun kedua Hijriyah tersebut.

Dalam Perang Uhud, kubu Quraisy dipimpn Abu Sufyan, membagi pasukannya menjadi tiga bagian. Sayap kanan dikomandoi Khalid bin Walid, dan inilah yang pada akhirnya berhadapan dengan sayap kiri pasukan Islam–yang terdiri atas para pemanah.

Sesungguhnya, kaum Muslimin sudah unggul dalam tahap awal Perang Uhud. Bahkan, banyak pasukan kafir Quraisy yang lari tunggang langgang dan meninggalkan harta benda mereka begitu saja. Maka, para sahabat Nabi Muhammad SAW mengejar mereka, sedangkan yang lain mengamankan harta rampasan perang.

Berita Lainnya:
Panen Kebaikan dengan Ikhlas Sedekah

Rupanya, pasukan Muslim dari golongan pemanah mengira, kemenangan sudah benar-benar diraih. Mereka yang bertempat di sayap kiri ini ingin segera mendapatkan ghanimah sehingga meninggalkan posnya. Padahal, Rasulullah SAW sebelumnya sudah memperingatkan mereka, jangan tinggalkan pos sebelum perang benar-benar berakhir.

Celah ini digunakan oleh pasukan kafir Quraisy yang berada di sayap kanan. Di bawah komando Khalid bin Walid, mereka maju untuk menyerang balik.

Kemenangan umat Islam, yang sudah berada di depan mata, akhirnya sirna. Barisan kaum Muslimin jadi kacau balau karena tak menyangka adanya serangan balik dari pihak musyrikin.

Berita Lainnya:
Kepada Para Ayah, Saatnya Belajar dari Luqman

Dalam peristiwa ini, Rasulullah SAW mengalami luka-luka. Gigi geraham Rasul SAW tanggal (copot) terkena lemparan batu. Wajah Nabi SAW juga berdarah akibat sabetna pedang. Sementara, sejumlah sahabat menjadi tameng hidup agar beliau tidak terus diserang orang-oranng musyrikin.

Pasukan Quraisy kemudian mengabarkan berita bohong bahwa mereka telah membunuh Rasulullah SAW. Akibatnya, kaum Muslimin menjadi lemah. Orang-orang munafik yang ada di antara pasukan umat Islam berusaha mencari perlindungan kepada Abu Sufyan. Sebagian lagi tetap bertahan dan sekuat tenaga mempertahankan panji-panji Islam.

Dalam peperangan ini, sekitar 70 orang pasukan kaum Muslim menjadi syuhada. Termasuk di antaranya adalah Amr bin al-Jamuh.

 

Keadaan para syuhada di liang kubur ….

Sumber: Republika


Reaksi & Komentar

وَتَرَى الشَّمْسَ إِذَا طَلَعَت تَّزَاوَرُ عَن كَهْفِهِمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَإِذَا غَرَبَت تَّقْرِضُهُمْ ذَاتَ الشِّمَالِ وَهُمْ فِي فَجْوَةٍ مِّنْهُ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ۗ مَن يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ ۖ وَمَن يُضْلِلْ فَلَن تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُّرْشِدًا الكهف [17] Listen
And [had you been present], you would see the sun when it rose, inclining away from their cave on the right, and when it set, passing away from them on the left, while they were [laying] within an open space thereof. That was from the signs of Allah. He whom Allah guides is the [rightly] guided, but he whom He leaves astray - never will you find for him a protecting guide. Al-Kahf ( The Cave ) [17] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi