Rabu, 03/07/2024 - 23:50 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Kontras Catat 645 Kasus Kekerasan Libatkan Anggota Polri

 JAKARTA — Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mencatatkan ratusan kasus kekerasan yang melibatkan anggota Polri. Sebagai dampaknya, ada 38 orang yang meninggal dunia.

Data itu tercantum dalam Laporan Hari Bhayangkara guna memberikan catatan terhadap kinerja Polri pada bidang HAM. Laporan ini diklaim menjadi bentuk partisipasi KontraS terhadap reformasi Polri.

Berdasarkan pemantauan yang dilakukan dalam periode Juli 2023-Juni 2024, KontraS menemukan angka peristiwa kekerasan dan dugaan pelanggaran HAM oleh kepolisian mengalami peningkatan.

“Sepanjang Juli 2023-Juni 2024, tercatat 645 peristiwa kekerasan yang melibatkan anggota Polri. 645 peristiwa kekerasan tersebut menyebabkan 754 korban luka dan 38 korban tewas,” tulis Kontras dalam laporannya yang keluar bertepatan momen Hari Bhayangkara ke 78 yang diperingati pada 1 Juli 2024.

Berita Lainnya:
Pengamat Sarankan Pemerintah Tiru Malaysia, Buat Lokalisasi Judi Seperti Genting Highlands

Selain memotret peristiwa kekerasan secara umum, sepanjang Juli 2023-Juni 2024 KontraS mendokumentasikan 35 peristiwa extrajudicial killing yang menewaskan 37 orang. Jumlah peristiwa extrajudicial killing yang terjadi juga mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya, meskipun jumlah korbannya menurun.

Sepanjang Juli 2022-Juni 2023, KontraS mendokumentasikan 29 peristiwa extrajudicial killing. Saat itu, korban yang tewas berjumlah 41 orang.

Kemudian, sepanjang Juli 2023-Juni 2024 berbagai peristiwa represi terhadap kebebasan sipil pun masih terjadi. KontraS mencatat 75 peristiwa pelanggaran terhadap kebebasan sipil yang meliputi tindakan pembubaran paksa sebanyak 36 kali, penangkapan sewenang-wenang sebanyak 24 kali, dan tindakan intimidasi sebanyak 20 kali.

Berita Lainnya:
Laju The Daddies Terhenti di 16 Besar Indonesia Open Lewat Rubber Game Ketat

“Alih-alih bertindak untuk menjaga ketertiban dan keamanan warga, anggota Polri justru menjadi alat untuk membungkam warga,” tulis Kontras.

Secara mayoritas, Kontras menyebut pelanggaran terhadap kebebasan sipil dialami oleh warga yang mempertahankan ruang hidup dan menuntut haknya serta warga yang mempraktikkan hak untuk berkumpul secara damai dan mengemukakan pendapat di muka umum.

“Berbagai peristiwa kekerasan, penyalahgunaan wewenang dan pelanggaran HAM nampak tidak pernah tuntas dan selalu berulang dilakukan oleh institusi Kepolisian,” tulis Kontras. 

Sumber: Republika


Reaksi & Komentar

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ ۗ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِن دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ ۚ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلًا الكهف [50] Listen
And [mention] when We said to the angels, "Prostrate to Adam," and they prostrated, except for Iblees. He was of the jinn and departed from the command of his Lord. Then will you take him and his descendants as allies other than Me while they are enemies to you? Wretched it is for the wrongdoers as an exchange. Al-Kahf ( The Cave ) [50] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi