Sabtu, 06/07/2024 - 12:23 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Tanda Kiamat Budak Melahirkan Tuannya, Apa Maksudnya?

JAKARTA — Di antara berbagai tanda kiamat besar adalah fenomena yang cukup unik, yakni budak melahirkan tuannya. Hal itu diungkapkan dalam sebuah hadis Nabi Muhammad SAW, yang diriwayatkan Imam Muslim.

Pada suatu ketika, Rasulullah SAW ditanya oleh seorang lelaki–yang belakangan diketahui sebagai Malaikat Jibril dalam wujud manusia.

عن عمر بن الخطاب رضي الله تعالى عنه قال:… فأخبرني عن الساعة قال: ما المسئول عنها بأعلم من السائل قال : فأخبرني عن أماراتها قال أن تلد الأمة ربتها وأن ترى الحفاة العراة العالة رعاء الشاء يتطاولون في البنيان

“Dari Umar bin Khattab RA, (diriwayatkan bahwa) seorang lelaki bertanya (kepada Nabi SAW), ‘Beritahukan kepadaku kapan terjadinya kiamat.’

Rasulullah SAW menjawab, ‘Yang ditanya tidaklah lebih mengetahui daripada yang bertanya.’

Dia pun bertanya lagi, ‘Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya!’

Nabi SAW menjawab, ‘Jika budak wanita telah melahirkan tuannya, jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju (miskin papa), serta gembala kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi'” (HR Muslim).

Dilansir dari laman Rumah Fiqih Indonesia, Ustaz Ahmad Sarwat menjelaskan, salah satu ciri akan terjadinya hari kiamat adalah jika budak wanita telah melahirkan tuannya. Diakuinya, ucapan yang disampaikan Nabi SAW tersebut agak aneh terdengar, bahkan untuk para ahli hadis sekalipun.

Berita Lainnya:
Tak Percaya Kiamat, 2 Bangsa ini Diazab Penuh Kengerian

“Tentunya lafal ini adalah kalimat yang bisa punya makna sesungguhnya, tetapi bisa jadi sebuah idiom atau ungkapan khas, yang barangkali di masa Nabi SAW cukup dipahami dengan mudah maknanya. Namun, buat kita yang tidak hidup di sana, cukup bingung juga memahaminya,” tuturnya.

Ustaz Ahmad memaparkan, ada beberapa penafsiran terkait hal itu dari para ulama hadis melalui banyak karyanya.

Paling tidak ada empat makna yang saling berbeda yang sering kali diungkapkan para ulama. Satu versi melihat dengan konotasi positif. Adapun tiga versi lainnya melihat dengan pandangan negatif.

Pertama, tanda bahwa sudah semakin tersebarnya agama Islam. Bila disebut bahwa para budak wanita telah melahirkan orang-orang yang jadi tuannya. Artinya, perbudakan telah hilang dari muka bumi. Karena para budak itu tidak lagi melahirkan budak, melainkan telah melahirkan orang-orang yang merdeka.

Kondisi demikian menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang telah berhasil menghapuskan perbudakan. Manusia pada akhirnya tidak lagi mengalami sistem yang menistakan kemanusiaan itu. “Maka ungkapan bahwa ‘budak melahirkan tuannya’ dalam pendapat ini menjadi sesuatu yang bersifat positif,” paparnya.

Pandangan kedua, ungkapan ‘budak telah melahirkan tuannya’ sekadar menjadi ungkapan. Maknanya adalah bahwa anak-anak akan menjadi durhaka kepada orang tuanya, terlebih kepada ibunya. Ibarat ibu yang menjadi budak, dan anak menjadi tuan yang memperbudak ibunya sendiri.

Berita Lainnya:
Muslimin Waspada, Kaum Yahudi Justru Menunggu Kedatangan Dajjal

“Dalam pandangan ini, gambarannya malah terbalik, bukan gambaran yang bersifat optimistis, melainkan bersifat apatis. Tanda-tanda kiamat dihiasi dengan semakin hilangnya rasa hormat kepada orang tua,” lanjut Ustaz Ahmad.

Pandangan ketiga, tersebarnya kebodohan dan makin banyak orang abai syariat Islam. Dalam pandangan ini, apa yang disampaikan Nabi SAW merupakan simbol dari kebodohan yang dialami oleh umat. Selain kebodohan, juga terhinanya kaum Muslimin.

Pandangan keempat, tersebarnya zina dan nikah syubhat. Penafsiran ini menyampaikan bahwa kiamat akan didahului dengan tersebarnya zina di mana-mana, sampai para wanita budak melahirkan anak dari orang yang merdeka. Itu terjadi lewat perzinaan yang melanggar syariat Islam.

“Atau zina sudah menjadi sebuah fenomena massal dan kebiasaan masyarakat sehari-hari. Di mana-mana kita temui zina, bahkan di kampung sendiri. Sesuatu yang di masa lalu masih tabu kita dengar, tapi hari ini tidak demikian. Di layar kaca, misalnya, ditayangkan bagaimana selingkuh dan perzinaan berubah dari tontonan menjadi tuntunan,” jelas Ustaz Ahmad. 

Sumber: Republika


Reaksi & Komentar

قُلِ اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثُوا ۖ لَهُ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ أَبْصِرْ بِهِ وَأَسْمِعْ ۚ مَا لَهُم مِّن دُونِهِ مِن وَلِيٍّ وَلَا يُشْرِكُ فِي حُكْمِهِ أَحَدًا الكهف [26] Listen
Say, "Allah is most knowing of how long they remained. He has [knowledge of] the unseen [aspects] of the heavens and the earth. How Seeing is He and how Hearing! They have not besides Him any protector, and He shares not His legislation with anyone." Al-Kahf ( The Cave ) [26] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi