NASIONAL
NASIONAL

Hasil Autopsi Afif Dipertanyakan, IPW Kritik Keras Polda Sumbar

image_pdfimage_print

BANDA ACEH  – Kasus Afif Maulana (13) yang diduga tewas dianiaya polisi masih menyimpan misteri.  Bahkan, karena kasus itu, Polda Sumbar dapat kritikan keras dari Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso. 

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Sugeng Teguh Santoso katakan, ada empat poin yang menurutnya masih perlu didalami oleh Polda Sumbar terkait kasus ini. 

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Pertama, Polda Sumbar disebutnya perlu menjelaskan secara lebih gamblang hasil autopsi terkait kondisi paru-paru korban apakah menunjukkan adanya jasad renik seperti plankton. 

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

 Kemudian, hal itu perlu dijelaskan untuk mengetahui apakah Afif sudah dalam kondisi tewas sebelum ditemukan di bawah jembatan Kuranji, Padang, atau tidak.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

 “Bagaimana hasil autopsi menjelaskan kondisi paru-paru korban? Apakah berisi air yang didalamnya ada jasad renik (plankton)? Bila sedikit atau tidak signifikan, diduga ketika masuk dalam air sudah meninggal.” Malam pernikahan pertama di suku liar Pria itu memasang kamera video untuk melihat apa yang dilakukan pacarnya 

Berita Lainnya:
Prabowo ke Negara Lain: Kami Ingin Jadi Sahabatmu, tapi Bukan Jadi Kacung Kalian
ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

“Kalau dalam paru-paru dan perut korban terdapat banyak jasad renik, diduga ia (Afif) meninggal karena tenggelam,” beber Sugeng Teguh Santoso, Minggu (30/6/2024). 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Kedua, Polda Sumbar perlu menjelaskan secara gamblang terkait Afif ditangkap oleh polisi atau tidak saat pengamanan tawuran oleh tim Sabhara Polda Sumbar.

 “Ketiga, saksi kunci (A, rekan korban), posisinya apakah dalah tekanan atau tidak ketika menyatakan bahwa anak korban Afif akan loncat ke sungai?” paparnya. 

Selanjutnta, ia meminta polisi untuk mendalami terkait kondisi dasar sungai yang menjadi lokasi ditemukannya jasad Afif. 

Hal ini perlu didalami untuk menguji apakah tewasnya Afif karena benturan benda keras yang berada di sungai. 

“Perlu didalami pada sepanjang jembatan kondisi dasar sungai apakah dangkal berbatu atau sungai dengan dasar yang dalam tanpa batu,” ucapnya. “Ini untuk menguji apakah ada benturan antara tubuh korban Afif dan benda keras di sungai,” sambungnya. 

Berita Lainnya:
Heboh Sosok R di Kasus Ronald Tannur Diduga Ketua PN Jakpus, Begini Respons Kejagung

Kini, Sugeng pun bertanya-tanya terkait sikap keluarga korban usai Polda Sumbar memutuskan untuk menutup kasus ini. “Implikasinya ya kasus ini sudah ditutup. 

Pertanyaan saya, bagaimana sikap keluarga korban, apakah menerima atau tidak,” bebernya “Kalau menerima ya sudah selesai. Kalau belum tentu hak atas keadilan keluarga korban tertutup,” lanjutnya. 

Sebelumnya diberitakan, buntut kasus Afif Maulana yang diduga tewas disiksa polisi ditutup, ternyata menuai reaksi komentar hingga kritikan keras dari beberapa kalangan. 

Seperti, Pengamat Kebijakan Publik Gigin Praginanto, yang menyatakan, bahwa betapa hancurnya hati orang tua Afif.

 Bahkan, katanya, masyarakat yang mendambakan polisi sebagai pengayom menjadi hancur.

 “Betapa hancur hati orang tua Afif dan masyarakat yang mendambakan polisi sebagai pengayom,” kata Gigin dalam keterangannya di aplikasi X @giginpraginanto (1/7/2024


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya