LINGKUNGAN

Natalius Pigai Yakin DNA Orang Papua Ada Kesamaan dengan Rusia

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Aktivis asal Papua Natalius Pigai meyakini bahwa Rusia akan membangun perdamaian dunia. Pasalnya, negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin itu kerap mendapat kecaman dari banyak negara di dunia imbas invasi ke Ukraina.Sebelumnya, Pigai meyakini bahwa Siberia yang merupakan daerah bagian dari Rusia juga memiliki kesamaan DNA dengan orang Papua. Hal itu berdasarkan penelitian ilmiah yang dilakukan peneliti Universitas California bernama Richard Edward Green di Lembaga Eijkman.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Dalam akun media X pribadinya @NataliusPigai2, dia juga menanmpilkan capture berita detik.com yang berjudul “Riset: Jejak DNA Manusia Purba Siberia Ditemukan di DNA Orang Papua” yang berisikan ulasan penelitian tersebut.

Berita Lainnya:
Gunung Lewotobi Kembali Erupsi, 13 Ribu Warga Mengungsi, 3 Desa di Sikka Dievakuasi sejak Malam
ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

“I am Siberian (Rusian). it is truth in the line of science (Saya orang Siberia (Rusia). itu adalah kebenaran menurut ilmu pengetahuan),” kata Pigai dikutip RMOL, Selasa (2/7)

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Kebanggaannya terhadap Rusia dan Papua itu membuat Pigai yakin bahwa negara beribukota Moskow tersebut akan membangun perdamaian dan keadilan bagi dunia.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

“I believe in one day Rusia build a new peace, love, justice in Ukraine & the planet (Saya percaya suatu hari Rusia akan membangun perdamaian, cinta, dan keadilan baru di Ukraina dan planet ini),” tambahnya.

Berita Lainnya:
Hadapi Krisis Iklim, Faruq Ibnul Haqi Usung Visi Tegal Ramah Lingkungan
ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Sebelumnya, Richard Edward Green menyatakan penemuan fosil manusia purba di Denisova, Daratan Siberia, Rusia menunjukkan kemajuan satu langkah dalam mencari mata rantai yang hilang dari proses evolusi manusia.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

“Penelitian ini mencari hubungan yang belum ada antara manusia purba 400.000 tahun lalu atau yang dikenal Neanderthal dengan manusia modern di Afrika, Eropa, dan Papua. Tapi di Papua lebih cocok dengan fosil manusia purba di Denisova,” kata Richard di Lembaga Eijkman, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat pada 29 Oktober 2013.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya