INTERNASIONALTIMUR TENGAH

Mimpi Buruk bagi Israel, Digempur 65 Rudal Hizbullah dan Drone Houthi di Hari yang Sama

image_pdfimage_print

BANDA ACEH  – Setidaknya ada 65 rudal yang diluncurkan Hizbullah dari Lebanon ke Israel utara, Jumat (19/7/2024), menurut laporan Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

IDF mengklaim sebagian dari rudal itu telah ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Iron Dome, dilansir The Times of Israel.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Serangan tersebut langsung dikonfirmasi oleh Hizbullah.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Gerakan perlawanan Lebanon itu mengakui pihaknya telah menembakkan serentetan rudal besar ke pangkalan militer Israel di wilayah Galilea Utara, dekat perbatasan selatan Lebanon.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Berbeda dari klaim IDF, Hizbullah menyebut serangan itu menyebabkan kebakaran dan menghancurkan beberapa bagian pangkalan militer Israel.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Hizbullah juga melancarkan serangan terhadap pemukiman Israel utara di Mitzpe Abirim “untuk pertama kalinya menggunakan rudal Katyusha.”

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Dikutip dari Anadolu Ajansi, Hizbullah mengatakan serangan itu merupakan respons dari aksi Israel terhadap warga sipil di kota Safad al-Batikh, Majdal Salam, dan Shaqra di Lebanon selatan.

Di kesempatan yang sama, Hizbullah juga mengungkapkan dua peluru yang ditembakkan tentara Israel jatuh di dekat kantor polisi di Marj Junction di kota Hula, Lebanon selatan.

Berita Lainnya:
Suswono Asal Ngomong Soal Janda Kaya Nikahi Pemuda Pengangguran, Ini Reaksi Rano Karno

Tak hanya rudal Hizbullah, drone kelompok perjuangan Yaman, Houthi, juga menghantam Israel, tepatnya di Tel Aviv.

Drone itu diketahui melaju dari arah laut menuju Tel Aviv dan akhirnya menabrak sebuah bangunan di persimpangan Jalan Ben Yehuda dan Jalan Shalom Aleichem, dekat Kedutaan Besar Amerika, sehingga menimbulkan ledakan dahsyat.

Al Mayadeen melaporkan ledakan semacam ini adalah yang pertama dan belum pernah terjadi dalam sejarah pendudukan Israel.

Juru Bicara Militer Israel membenarkan adanya ledakan di pusat kota Tel Aviv.

“Ledakan itu terjadi pada Jumat dini hari di Tel Aviv akibat serangan udara,” kata Jubir Militer Israel.

“Sirene tidak mendeteksi adanya serangan udara itu dan insiden ini sedang diselidiki,” imbuh dia.

Akibat serangan drone itu, satu orang tewas dan 10 lainnya terluka.

Korban tewas diketahui bernama Yevgeny Ferder, warga Tel Aviv.

Ferder yang asli Belarus, pindah ke Israel dua tahun yang lalu saat Rusia mulai menyerang Ukraina.

Ia dilaporkan bekerja di sebuah hotel di Tel Aviv yang terkena serangan drone.

Houthi telah mengonfirmasi serangan itu.

Berita Lainnya:
Uni Eropa Siap Laksanakan Perintah ICC Tangkap Netanyahu

Juru Bicara Houthi, Yahya Saree, mengatakan pihaknya menggunakan drone Yafa dalam serangan tersebut.

Nama drone itu diambil dari nama kota Palestina yang diduduki oleh Israel yang merupakan bagian dari Tel Aviv.

“Angkatan Udara kami melakukan operasi militer menggunakan drone di Tel Aviv,” kata Saree, Jumat.

Ia mengklaim operasi itu “menyerang target penting di wilayah Tel Aviv.”

“Drone ini dirancang dengan tujuan khusus supaya bisa menghindari radar musuh,” imbuhnya.

Houthi sendiri telah mendeklarasikan wilayah Tel Aviv sebagai “wilayah tak aman”.

Karena itu, Tel Aviv “akan menjadi target utama” bagi senjata-senjata Houthi.

Serangan drone itu merupakan serangan pertama Houthi yang menargetkan Tel Aviv.

Sebagian besar serangan Houthi sebelumnya hanya menyasar kota pesisir Eliat dan Haifa.

Houthi sendiri telah menargetkan kapal-kapal yang dimiliki, berbendera, dioperasikan oleh Israel, atau menuju ke pelabuhan-pelabuhan Israel di Laut Merah dan Teluk Aden menggunakan rudal dan drone.

Aksi itu merupakan bentuk solidaritas terhadap Gaza, yang telah berada di bawah serangan gencar Israel sejak 7 Oktober tahun lalu


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya