PDIP: Kudatuli Bikin Anak Tukang Kayu Bisa jadi Presiden

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

image_pdfimage_print

BANDA ACEH -Reformasi tidak berdiri tunggal melainkan ada banyak rentetan peristiwa sebelum akhirnya rezim otoriter Soeharto tumbang.

ADVERTISEMENTS
ad39

Dalam rangkaian menuju era reformasi tersebut, salah satu peristiwa sejarah yang belum dilupakan adalah Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli 1996 atau Kudatuli.

ADVERTISEMENTS

“Tidak ada Kudatuli atau (peristiwa) 27 Juli, (maka) tidak ada reformasi. Reformasi itu tonggaknya adalah kasus 27 Juli,” kata Ketua DPP PDIP, Ribka Tjiptaning dalam diskusi peringatan 28 tahun Kudatuli bertajuk ‘Kudatuli, Kami Tidak Lupa’ di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Sabtu (20/7).

ADVERTISEMENTS

Menurut Ribka, Kudatuli menjadi pemantik lahirnya iklim demokrasi sekaligus mengakhiri hegemoni Presiden Soeharto. 

ADVERTISEMENTS

“Kalau tidak ada reformasi, tidak ada anak buruh bisa jadi gubernur, tidak ada anak petani bisa jadi bupati dan walikota, dan tidak ada anak tukang kayu jadi presiden,” tegasnya.

ADVERTISEMENTS

Kudatuli merupakan peristiwa pengambilalihan paksa Kantor PDI pimpinan Megawati oleh massa pendukung Soerjadi. Saat itu, suasana makin mencekam karena diduga ada pasukan pemerintah turut terlibat dalam kerusuhan di kantor PDI yang kini menjadi PDIP.

ADVERTISEMENTS

Kerusuhan di beberapa wilayah di Jakarta, khususnya di kawasan Jalan Diponegoro, Salemba, Kramat. Beberapa kendaraan dan gedung terbakar.

Exit mobile version