BANDA ACEH – Dugaan penggunaan pengawet kosmetik berbahaya dalam roti Aoka belakangan menjadi perbincangan hangat. Kabarnya, penggunaan pengawet kosmetik sodium dehydroacetate ini ampuh untuk menghindari penjamuran pada roti meski melewati masa kedaluwarsa. Namun, apa itu sodium dehydroacetate dan seberapa bahaya bahan pengawet itu bagi kesehatan manusia?Menjawab hal ini, praktisi kesehatan yang juga Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kemenkes RI, dr. Ngabila Salama memberikan pandangannya. Ngabila tidak menampik bahwa penggunaan sodium dehydroacetate banyak ditemukan dalam produk kosmetik.
Bahan pengawet ini berfungsi untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan ragi, sehingga dapat memperpanjang masa simpan produk kosmetik tersebut.
“Garam natrium dari asam dehydroacetic yang berbentuk bubuk putih, tidak berasa dan tidak berbau. Umumnya, senyawa ini digunakan pada produk kosmetik, seperti losion atau skin care, perawatan kuku, rambut, dan parfum,” kata Ngabila kepada Inilah.com, Selasa (23/7/2024).
Pada praktiknya, senyawa ini bekerja dengan efektif pada konsentrasi yang sangat rendah untuk mencegah pertumbuhan mikroba bakteri dan jamur.
Penggunaan senyawa kimia ini aman untuk digunakan dalam produk kosmetik, seperti yang telah ditinjau oleh Cosmetic Ingredient Review (CIR) di Amerika Serikat.
“Memang seperti yang kita tahu bersama, bahwa penggunaan sodium dehydroacetate tidak hanya digunakan sebagai pengawet pada produk kosmetik, tetapi juga pada makanan,” beber Ngabila.
Penggunaan sodium dehydroacetate telah mendapat persetujuan oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika, tetapi hanya untuk bahan makanan tertentu seperti labu siam potong atau kupas.
“Karena itu, penggunaan sodium dehydroacetate pada makanan lainnya belum bisa dipastikan tingkat keamanannya dan dilarang,” ujarnya.
Apa bahayanya buat kesehatan bila senyawa sodium dehydroacetate terkandung dalam makanan? Ngabila menjelaskan bahwa ada banyak efek kesehatan akibat paparan berlebihan dari senyawa sodium dehydroacetate.
Di antaranya, dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata, dan saluran pernapasan. Selain itu, bisa juga menyebabkan reaksi alergi dan gangguan pencernaan seperti mual, muntah, diare, konstipasi, dan demam.
“Reaksi alergi yang muncul bisa cepat atau lambat. Tipe cepat bisa berlangsung hitungan detik sampai menit, sedangkan reaksi lambat bisa hitungan hari sampai minggu,” katanya.
Sebelumnya, kabar dugaan pengawet berbahaya ini bermula dari laporan hasil uji laboratorium PT SGS Indonesia yang ramai diperbincangkan. Tuduhan penggunaan pengawet berbahaya juga dipicu oleh pertanyaan mengenai masa simpan roti Aoka yang diklaim mencapai beberapa bulan.
Namun, pihak manajemen PT Indonesia Bakery Family (PT IBF), produsen roti Aoka, membantah keras tuduhan ini dan mengklaim bahwa produk mereka telah mengantongi izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI).
“Seluruh produk roti Aoka tidak mengandung sodium dehydroacetate dan masa kedaluwarsa bukan enam bulan,” kata Head Legal PT IBF, Kemas Ahmad Yani, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/7/2024).