NASIONAL
NASIONAL

Jokowi Panggil Wamen BUMN ke Istana, Buntut Jumlah Penumpang Whoosh Tak Capai Target

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Saat ini, jumlah penumpang kereta cepat Whoosh belum mencapai target yang diinginkan. Hal ini berimbas kepada pendapatan perusahaan.Saat ini trafik penumpang Whoosh masih di bawah target pemerintah, yakni 29 ribu penumpang per hari.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Realitanya, saat ini trafik penumpang kereta cepat baru mencapai 24 ribu orang per hari. Sementara itu, LRT Jabodebek jumlah penumpangnya sudah tembus 80 ribu orang.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Jika hal ini terjadi secara terus menerus,maka perusahaan akan mengalami kerugian.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Hal inipun diakui oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo. Menurutnya, hal ini juga yang dibahas dalam pertemuannya bersama Presiden Joko Widodo dan Dirut PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil Dirut PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi dan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo soal jumlah penumpang Whoosh dan transportasi publik lain di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 24 Juli 2024.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Kartika alias Tiko mengatakan pertemuan itu untuk membahas perkembangan Kereta Api Indonesia (KAI), Kereta Cepat Whoosh Jakarta-Bandung, dan LRT.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional
Berita Lainnya:
Prabowo Bertemu Joe Biden di Gedung Putih

“Ya kami update saja ke Pak Presiden,” kata Tiko di Istana Kepresidenan.

Dia menjelaskan bahwa salah satu agenda yang dibahas adalah jumlah trafik penumpang kereta cepat yang belum memenuhi target.

Tiko mengatakan pemerintah akan menambah jumlah frekuensi kereta yang beroperasi untuk menggenjot trafik penumpang. Untuk kereta cepat Jakarta-Bandung, jumlah perjalanan akan ditambah dari 48 menjadi 62 perjalanan.

Sementara, LRT Jabodebek akan ditambah dari 20 menjadi 27 perjalanan.

“Itu mendekati lah. Kita mengincar seharusnya untuk rencana target sesuai prediksi awal seharusnya dalam dua-tiga tahun bisa kita kejar,” ujarnya.

Sebelumnya, proyek kereta cepat juga terseret sebagai biang kerok PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA merugi pada 2023.

Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito menuturkan selain tingginya beban bunga dan lain-lain, penyebab besarnya kerugian WIKA disebabkan oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI).

Agung mengungkapkan WIKA telah menggelontorkan dana yang cukup besar untuk proyek kereta cepat tersebut sebesar Rp6,1 triliun.

“Kita itu memang yang paling besar karena dalam penyelesaian proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, yang memang dari penyertaan saja kita sudah Rp6,1 triliun. Kemudian yang masih dispute atau kita belum dibayar sekitar Rp5,5 triliun. Sehingga hampir Rp12 triliun,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Senin 8 Juli 2024 lalu

Berita Lainnya:
Detik-detik Pemuda Pinrang Lompat ke Bendungan Benteng Lalu Hilang Ditelan Arus yang Deras

PSBI merupakan anak usaha dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang menggenggam mayoritas saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebesar 60 persen. WIKA sendiri menjadi salah satu pemegang saham PSBI dengan kepemilikan 38 persen saham.

Dengan demikian, Agung menambahkan perseroan harus mengumpulkan modal melalui penerbitan obligasi yang akhirnya membuat beban keuangan membengkak.

“Sehingga mau tidak mau untuk uang ini, mau tidak mau WIKA juga harus melakukan pinjaman melalui obligasi ya. Apalagi dengan adanya bisnis properti yang kita memberikan SHL (surat hibah lahan) yang cukup besar pada kurun waktu 2019-2022,” jelasnya.

Perusahaan sebelumnya mencatatkan rugi Rp7,12 triliun sepanjang 2023. Kerugian bersih pun membengkak 11.860 persen dari kerugian pada 2022 yakni Rp59,59 miliar.

Tercatat, beban perusahaan membengkak yang terdiri dari beban lain-lain naik 310,16 persen menjadi Rp5,40 triliun. Sementara beban keuangan meningkat 133,70 persen sebesar Rp3,20 triliun pada 2023. ***


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya