BANDA ACEH – Sidang peninjauan kembali (PK) mantan terpidana kasus pembunuhan Vina Cirebon dan Eky, Saka Tatal diwarnai isak tangis. Momen tersebut terjadi ketika mendengarkan keterangan saksi bernama Reynaldi. Adapun Reynaldi sendiri adalah sepupu Saka Tatal. Ia juga sempat ditahan lantaran dituduh sebagai tersangka pembunuh Vina Cirebon dan Eky pada 27 Agustus 2016, lalu.
Sama seperti Saka Tatal, Reynaldi pun ditangkap oleh Iptu Rudiana ayah Eky.
Reynaldi juga mengaku, saat ditangkap dirinya pun disiksa secara membabi buta.
“Yang nangkap Pak Rudiana dan teman-temannya, ada tiga orang. Ditangkap naik mobil jam 5 sore,” ujarnya saat memberi kesaksian di Pengadilan Negeri Cirebon pada Selasa, 30 Juli 2024.
Menurut Reynaldi, saat itu Itu Rudiana pakai baju kemeja.
“Waktu itu saya nggak tahu itu Rudiana, tahunya dua minggu kemudian,” tuturnya.
Reynaldi mengatakan, saat itu tidak ada surat penangkapan terhadap dirinya dan para terpidana yang lain.
“Enggak bilang apa-apa, langsung ditangkap gitu aja.”
Sambil menangis, Reynaldi juga mengatakan bahwa penyiksaan dilakukan sejak ia dan Saka Tatal bersama sejumlah tertuduh masuk ke dalam mobil.
“Di mobil dipukulin, di depan gerbang polsek itu suruh jalan bebek. Delapan orang lainnya ada yang ditendang, diinjek, ya diperlakukan kaya binatang lah pak. Semuanya dipukul,” ujarnya.
Reynaldi mengungkap, bahwa aksi penyiksaan terjadi sejak sekira pukul 17:30 WIB sampai dengan sekira pukul 24:00 WIB.
Selain dihantam bogem mentah dan tendangan, semua tertuduh juga diolesi balsem di bagian wajah.
Reynaldi dan sejumlah terpidana dipaksa mengaku telah membunuh Vina Cirebon dan Eky.
“Saya enggak tahu apa-apa ya bilang enggak tahu. Intinya harus mengakui padahal itu enggak tahu. Dipukul sampai remuk, jalan aja enggak bisa, mau masuk penjara aja pada ngesot semua,” ujarnya.
“Mau masuk penjara aja saya dipukulin gembok, terus masing-masing suruh minum air kencing segelas,” sambung Reynaldi sambil menyeka air mata.
“Ada ancaman lain?” tanya Farhat Abbas kuasa hukum Saka Tatal pada Reynaldi.
“Polisi bilang, masih mending ditembak mati semua dari pada hidup,” jawab Reynaldi.
Ia mengaku sempat tak tahan dengan penyiksaan tersebut dan ingin mati saja.