Tiga Putra, dan Empat Cucu Ismail Haniyeh Lebih Dulu Syahid dalam Serangan Teroris Zionis di Gaza

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Pemimpin faksi Politik terbesar di Palestina, Ismail Haniyeh. FOTO/Net. Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Pemimpin faksi Politik terbesar di Palestina, Ismail Haniyeh syahid dalam serangan tak bertanggung jawab yang dilakukan Zionis Israel di Teheran, Iran, Rabu (31/7/2024). Pemimpin Hamas tersebut, selama ini, memang menjadi target pembunuhan militer, maupun intelijen Zionis Israel.

Tak cuma Haniyeh yang menjadi target pembunuhan, militer dan intelijen Zionis Israel, selama ini juga melancarkan operasi untuk menghabisi seluruh keluarga mantan Perdana Menteri Palestina 2006-2014 itu.

ADVERTISEMENTS

Selama serangan gila Zionis Israel ke Jalur Gaza sejak Oktober 2023 lalu, tiga putra Haniyeh, juga menjadi target pembunuhan. Pada April 2024 lalu, saat tiga putranya, Hazeem, Amir, dan Mohammad membawa empat anak-anaknya mengendarai mobil ke pengungsian di Gaza, juga dibunuh tentara Zonis Israel melalui serangan udara. Ketiga putra, dan empat cucu-cucunya itu, juga turut syahid.

ADVERTISEMENTS

Zionis Israel bertanggung jawab atas serangan udara ketika itu, karena menilai putra-putra Haniye bagian dari kelompok militer Hamas.

ADVERTISEMENTS

“Kejahatan ini menunjukkan bahwa gerombolan penjahat, pembunuh, dan teroris Zionis, tanpa mengindahkan aturan dan regulasi internasional, tidak segan-segan melakukan tindakan kriminal apa pun untuk menutupi kegagalan memalukan perang selama sembilan bulan di Gaza, yang menyebabkan pembantaian puluhan ribu wanita, pria, dan anak-anak Palestina,” kata pernyataan Garda Revolusi Iran.

ADVERTISEMENTS

Mantan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla (JK) menilai Ismail Haniye adalah sosok pemimpin paling gigih di Palestina. Kata Jusuf Kalla, Haniye merupakan tokoh sentral yang gigih, dan konsisten dalam memegang komitmennya dalam perjuangan untuk usaha-usaha perdamaian, dan kemerdekaan rakyat Palestina dari penjajahan Zionis Israel. “Ismail Haniyeh, adalah seorang pejuang Palestina, dia mempunyai kepemimpinan yang kuat di kalangan pemimpin-pemimpin Palestina lainnya,” begitu kata Jusuf Kalla.

ADVERTISEMENTS

Jusuf Kalla mengatakan, perjuangan, dan semangat yang diwariskan Ismail Haniyeh kepada para pejuang-pejuang Palestina agar tetap bertahan. Dan cita-cita perdamaian, serta kemerdekaan Palestina yang selama ini konsisten menjadi jalan hidup Ismail Haniyeh tetap dilanjutkan.

Meskipun Jusuf Kalla khawatir pembunuhan sepihak yang dilakukan Zionis Israel tersebut, semakin meningkatkan eskalasi peperangan yang dilakukan pejuang-pejuang di Palestina untuk melawan penjajahan.

“Apa yang diperjuangan Haniyeh semasa hidupnya untuk perdamaian, dan keadilan di Palestina, tetap harus diperjuangan, meskipun ada kekhawatiran pascaterbunuhnya Haniyeh akan memperburuk situasi di Palestina, terutama di Jalur Gaza,” ujar Jusuf Kalla.

Berencana ke Indonesia

Jusuf Kalla mengingat, perjumpaan terakhirnya dengan Ismail Haniyeh sekitar tiga pekan lalu di Doha, Qatar. Dalam pertemuan tersebut, Jusuf Kalla mengenang Ismael Haniyeh sangat komitmen untuk segera membuat situasi perdamaian di Palestina.

Pun, kata Jusuf Kalla, Ismael Haniyeh sangat komitmen dalam upaya persatauan di Palestina. Komitmen tersebut kata Jusuf Kalla, tampak dari kemauan yang gigih dilakukan Ismail Haniyeh untuk setuju dengan Deklarasi Beijing bersama pemimpin faksi-faksi di Palestina.

Dalam pertemuan di Doha tersebut, kata Jusuf Kalla, Ismael Haniyeh juga menyampaikan janjinya untuk datang ke Indonesia. Kata Jusuf Kalla, Ismael Haniyeh menyampaikan rencana kedatangannya ke Jakarta, bersama-sama pemimpin faksi Palestina-Fattah, Mahmoud Abbas. Hamas dan Fattah adalah dua faksi politik terbesar di Palestina, yang berbasis di Jalur Gaza dan Ramallah. Kata Jusuf Kalla, niat mulia Ismail Haniye, dan juga Mahmoud Abbas tersebut merupakan usaha-usaha untuk memperkuat persatuan Palestina untuk terlepas dari penjajahan Zionis Isreal.

“Tiga pekan lalu saya bertemu dengan Ismail Haniye di Doha. Dan dalam pertemuan tersebut, sebenarnya dia menyampaikan keinginannya yang sangat ingin mencapai perdamaian dan penyelesaian yang adil untuk Palestina,” ujar Jusuf Kalla.

“Dan Ismail Haniye, juga menyampaikan untuk menuntutaskan persoalan Hamas-Fattah di Beijing (China), dan akan berkunjung ke Indonesia, bersama pemimpin Fattah, Mahmoud Abbas,”  kata Jusuf Kalla.

Namun kata Jusuf Kalla, Sang Maha Pemilik Nyawa memberikan takdir lain. “Allah Subhana Wata’ala lebih dahulu memanggilnya ke rahmatullah. Dan kita semua mendoakan beliau. Dan semoga apa yang diperjuangkan oleh Ismail Haniyeh untuk perdamaian, kemerdekaan, dan keadilan untuk rakyat Palestina tetap dilajutkan,” begitu ujar Jusuf Kalla.

Ismail Haniyeh dinyatakan syahid pada Rabu (31/7/2024) di Teheran, Iran. Ia dikabarkan meninggal dunia dalam serangan yang terjadi di kediamannya di Teheran. Keberadaan Ismail Haniyeh di Teheran sebagai tamu undangan dari pemerintah Republik Islam Iran dalam pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian, pada Selasa (30/7/2024).

Exit mobile version