BANDA ACEH – Menyusul kematian petinggi Hamas Ismail Haniyeh, pemerintah Iran kemudian melakukan penangkapan terhadap lebih dari 24 orang yang diduga terlibat dalam pembunuhan berencana tersebut.
Menurut dua warga Iran yang mengetahui proses penyelidikan, mereka yang ditangkap di antaranya merupakan perwira intelijen senior, pejabat militer, dan pekerja staf di wisma tamu tempat Haniyeh tewas di Teheran.
Dikatakan bahwa unit intelijen khusus Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) untuk spionase telah mengambil alih penyelidikan dan memburu tersangka yang diharapkan akan mengarah pada anggota tim pembunuh Haniyeh.
“Para agen menempatkan semua anggota staf wisma tamu di bawah karantina, menangkap beberapa orang, dan menyita semua perangkat elektronik, termasuk telepon pribadi,” ungkap sumber tersebut, seperti dimuat New York Times pada Minggu (4/8).
Agen khusus IRGC menyisir setiap inci kompleks, memeriksa kamera pengintai yang sudah ada sejak berbulan-bulan lalu serta daftar tamu.
Mereka juga memeriksa kedatangan dan kepergian anggota staf, yang diperiksa ketat sebelum dipekerjakan dan diambil dari jajaran Garda serta dari Basij, satuan tugas sukarelawan paramiliternya.
“Tim agen yang terpisah menginterogasi pejabat senior militer dan intelijen yang berperan dalam menjaga ibu kota. Mereka menahan sejumlah dari mereka hingga penyelidikan selesai,” tambah sumber tersebut.
Selain di lokasi wisma, penyelidikan juga difokuskan pada bandara internasional dan domestik Teheran, tempat para agen ditempatkan, memeriksa rekaman kamera selama berbulan-bulan dari ruang tunggu kedatangan dan keberangkatan, serta memeriksa daftar penerbangan.
Seorang anggota Garda Revolusi Iran, yang meminta identitasnya dirahasiakan mengaku tidak mengetahui tentang penangkapan tersebut, tetapi menyebut protokol keamanan telah dirombak total dalam beberapa hari sejak kematian Haniyeh.
Haniyeh sedang mengunjungi Teheran untuk pelantikan presiden baru Iran dan menginap di wisma tamu di Teheran utara ketika ia terbunuh pada Rabu (31/7).
Pejabat Iran dan Hamas menuduh Israel bertanggung jawab atas pembunuhan itu. Tetapi Israel masih bungkam.
Laporan Telegraph menyebut Haniyeh tewas karena bom tanam yang telah disembunyikan di tempat penginapannya selama dua bulan terakhir.
Badan intelijen Israel, Mossad diduga menyewa agen keamanan Iran untuk menanam bahan peledak di tiga ruangan terpisah di gedung tersebut.