ORINEWS.ID Banda Aceh – Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-21 dapat menjadi peluang besar bagi rakyat Aceh untuk meraih manfaat ekonomi, jika Pemerintah Aceh memberikan dukungan yang nyata.
Rektor Universitas Bak Asan (UBA), Risman Rachman, menegaskan bahwa rakyat Aceh, terutama pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di bidang kuliner, fesyen, dan cenderamata, harus diberi kesempatan untuk berpartisipasi aktif.
“Rakyat Aceh tidak boleh sekadar jadi penonton dari pertandingan 33 cabang olahraga. Dengan kedatangan banyak atlet, ofisial, dan pengunjung, PON perlu dikelola agar menjadi berkah ekonomi bagi rakyat dan ajang memperkenalkan seni dan budaya Aceh,” ujar Risman dalam keterangannya yang diterima media ini, Senin (5/8/2024).
UBA mendorong Pemerintah Aceh melalui Panitia Besar (PB) PON Aceh untuk menetapkan area khusus, menyediakan stan bagi pelaku UMKM, serta panggung bagi pelaku seni dan budaya.
“Tidak kalah penting adalah kesediaan PB PON Aceh untuk melakukan kurasi agar pelaku UMKM, khususnya warga Aceh, bisa menawarkan produk kuliner yang berkualitas dan higienis, serta seni dan budaya yang sesuai syariat dan adat,” tambah Risman.
Penegasan ini disampaikan untuk menghindari dominasi pedagang dari luar Aceh seperti dari Sumut dan Padang pada ajang keramaian sebelumnya.
“Jangan sampai Aceh punya perhelatan yang mengambil manfaat justru orang luar. Orang luar yang kerap memasang jaring untuk menampung uang dari kantong rakyat Aceh,” tegas Risman.
Saat ini, Pemerintah Aceh dan Pusat sedang menyiapkan 43 venue PON yang tersebar di 10 kabupaten/kota di Aceh. PON akan melibatkan sekitar 5.636 atlet dan 2.752 ofisial dan akan dibuka oleh Presiden RI pada 8 September 2024.
Untuk menyiapkan venue PON di Aceh, ada 79 paket kegiatan yang menyerap anggaran dari APBN, APBA, DOKA, dan APBK dengan total anggaran mencapai lebih dari 900 miliar rupiah. Presiden RI juga telah membentuk Satgas PON Aceh-Sumut yang diketuai oleh Menpora untuk memastikan penyelesaian venue PON tepat waktu.
UBA merupakan komunitas pecinta kopi yang rutin mendiskusikan berbagai topik aktual tanpa sekat politik dan ideologi. UBA diketuai oleh Risman Rachman dan diikuti oleh berbagai individu penyuka kopi dan kuliner lokal. []
