Selasa, 15/10/2024 - 06:30 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Polisi Bertato Anak Buah Iptu Rudiana Disorot, Katanya Paling Sadis Aniaya Terpidana

BANDA ACEH – Sosok anak buah Iptu Rudiana kini jadi sorotan.

Oknum polisi itu disebut paling sadis menganiaya para terpidana kasus Vina Cirebon pada 2016 silam.

Ciri-ciri polisi yang disebut paling sadis menganiaya ialah bertato dan kerap disapa Aris Papua.

Adalah keluarga terpidana kasus pembunuhan Vina yang mengungkap nama polisi tersebut.

Tak tanggung-tanggung, ada 3 nama polisi yang disebut oleh keluarga terpidana kasus Vina Cirebon tersebut.

Ketiga polisi itu adalah Aris Papua, Gugun Gumilar dan Iptu Rudiana.

Dua sosok pertama disebut Aldi, adik Eka Sandi terpidana kasus Vina di sidang Peninjauan Kembali (PK) Saka Tatal di Pengadilan Negeri Cirebon.

Aris Papua dan Gugun Gumilar merupakan anak buah Iptu Rudiana pada 2016 silam.

Aldi mengaku melihat para terpidana kasus Vina dipukuli di depan SMPN 11 Cirebon.

Dia yang melintas kemudian juga dipukuli oleh polisi.

Dalam sidang tersebut, Aldi mengatakan anak buah Iptu Rudiana itu melakukan penganiayaan terhadap dirinya dan para terpidana lain di tahun 2016 silam.

Bahkan sampai dirinya berdoa ingin dimatikan saja.

Tribunnews.com masih mencari konfirmasi dari polisi yang disebut kejam saat menganiaya terpidana kasus Vina.

Sementara ini hanya Iptu Rudiana yang membantah menganiaya para terpidana.

Aris Papua Polisi Bertato yang Paling Sadis Siksa Terpidana Kasus Vina Pamer Foto Botol Alkohol

Aksi dugaan penyiksaan yang dilakukan Aris Papua terhadap para terpidana kasus Vina Cirebon ini terungkap pada sidang Peninjauan Kembali (PK) Saka Tatal.

Di akun media sosialnya, Aris Papua ternyata sempat pamer botol alkohol usai vonis kasus Vina Cirebon.

Aksi sadis polisi bertato itu dibeberkan oleh Aldi, adik Eka Sandi terpidana kasus Vina Cirebon.

Aldi merupakan satu di antara pemuda yang diamankan oleh Iptu Rudiana dan rekan-rekannya pada 31 Agustus 2016.

Ada 8 orang yang saat itu diamankan, mereka adalah Saka Tatal, Eko, Hadi Saputra, Eka Sandi, Supriyanto, Jaya, Sudirman, dan Aldi.

“Yang nangkap Pak Rudiana sama temannya, tiga orang,” kata Aldi di sidang PK Saka Tatal.

Setibanya di Polres Cirebon Kota, kata Aldi, 8 pemuda itu langsung mendapat penyiksaan.

“Kami disiksa, diinjak, ditendang,” bebernya.

Penyiksaan itu, kata Aldi, terus dilakukan hingga malam hari.

Dia bahkan sempat dipukul menggunakan gembok dan rambutnya dibakar.

Kemudian anak buah Iptu Rudiana juga sempat menyuruh Aldi dan para terpidana minum air kencing.

“Minum air kencing semua, satu gelas. Saya satu gelas, Saka satu gelas,” jelas Aldi sambil menangis.

Delapan tahun berlalu, Aldi rupanya masih ingat nama-nama polisi yang menyiksa mereka.

Aldi mengingat dua anak buah Iptu Rudiana yang paling sadis.

Keduanya yaitu Gugun Gumilar dan Aris Papua.

“Aris Papua sama Gugun, itu yang paling kejam,” kata Aldi.

Pada akun media sosial Facebook-nya, Aris Papua kerap memposting foto-foto dirinya baik saat berseragam polisi atau pakaian biasa.

Aris Papua juga kerap berfoto menggunakan baju tanpa lengan.

Terlihat Aris memiliki tato di tangannya.

Tato itu bergambar burung dan berukuran cukup besar.

Aris Papua juga sering memposting foto dengan mobil atau motornya.

Pada 7 Oktober 2-17, Aris Papua terlihat memposting foto beberapa orang sedang makan bersama di sebuah tempat.

Tempat itu mirip pos dan ada spanduk bertuliskan Karang Taruna.

Di foto itu ada tiga pria sedang duduk sambil menikmati makanan yang ada di depannya.

Satu pria tampak tidak memakai baju atasan dan terlihat ada tato di tangan kanannya.

Di foto itu terlihat ada dua mangkuk berisi makanan, kemudian nasi di atas bungkus kertas dalam kondisi sudah acak-acakan.

Ada pula bungkus kacang, botol air mineral kosong, dan botol minuman beralkohol bertuliskan Guinness.

Foto itu diposting Aris Papua setelah vonis kasus Vina Cirebon terhadap 8 terpidana.

Aris memposting pada 7 Oktober 2017, sementara para terpidana divonis pada 26 Mei 2017.

Iptu Rudiana Bantah Siksa Terpidana

Sementara itu, Iptu Rudiana membantah telah menyiksa para terpidana kasus Vina.

“Tidak ada (disiksa), karena pada saat saya menyerahkan ke Reskrim, posisi masih utuh dan kami foto, ada dokumentasinya,” kata Rudiana saat konferensi pers bersama Hotman Paris.

1 2

Reaksi & Komentar

وَلَمَّا جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِّنْ عِندِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا مِن قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُم مَّا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ ۚ فَلَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْكَافِرِينَ البقرة [89] Listen
And when there came to them a Book from Allah confirming that which was with them - although before they used to pray for victory against those who disbelieved - but [then] when there came to them that which they recognized, they disbelieved in it; so the curse of Allah will be upon the disbelievers. Al-Baqarah ( The Cow ) [89] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi