Soal Kontes Transgender di Jakarta, Haji Uma: Ini Penghinaan Bagi Aceh

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Anggota DPD RI asal Aceh, Sudirman alias Haji Uma. FOTO/Net. Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

JAKARTA – Sebuah video singkat yang menampilkan kontes transgender di Hotel Orchardz Jakarta pada 4 Agustus lalu telah tersebar luas di berbagai platform media sosial, terutama TikTok. Dalam video tersebut, Ayu Saree terlihat dinobatkan sebagai pemenang dengan mengenakan selempang bertuliskan Aceh.

Menanggapi hal ini, Anggota DPD RI asal Aceh, Sudirman alias Haji Uma, memberikan komentar setelah banyak netizen meminta tanggapannya. Ia menilai keikutsertaan peserta yang mengatasnamakan Aceh dalam kontes tersebut sebagai bentuk penghinaan terhadap Aceh, yang dikenal menerapkan Syariat Islam secara ketat.

ADVERTISEMENTS

“Ini penghinaan bagi Aceh. Saya justru menduga mereka sengaja membenturkan penerapan Syariat Islam di Aceh dengan memenangkan peserta dari Aceh yang tidak jelas asal usulnya,” ujar Haji Uma dalam keterangannya kepada media, Selasa (6/8/2024).

ADVERTISEMENTS

Ia menegaskan, dalam pandangan masyarakat Aceh, hanya ada laki-laki dan perempuan. Tidak ada aturan yang mengatur legalitas waria di Aceh. Haji Uma juga menyatakan belum mengetahui lembaga apa yang menyelenggarakan kontes tersebut sehingga belum dapat mengambil tindakan konkret terkait masalah ini.

ADVERTISEMENTS

“Sampai saat ini, saya belum mengetahui lembaga apa yang melaksanakan kontes tersebut, sehingga saya belum bisa mengambil tindakan konkret terhadap masalah ini,” katanya.

ADVERTISEMENTS

Lebih lanjut, Haji Uma dalam keterangannya meminta panitia pelaksana kontes transgender tersebut untuk segera meminta maaf kepada rakyat Aceh. Ia juga menekankan, ke depan, tidak boleh ada lagi penerimaan peserta yang mewakili Aceh dalam kegiatan apa pun yang melibatkan waria atau transgender.

ADVERTISEMENTS

“Mereka harus minta maaf dan ke depan tidak boleh ada lagi peserta dari Aceh untuk kegiatan apa pun atas nama waria atau transgender. Jangan rusak nama Aceh,” tutup Haji Uma. []

Exit mobile version