Kamis, 14/11/2024 - 23:27 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Ridwan Hisjam: Kalau Takut Dipenjara Jangan Jadi Ketua Umum Golkar

image_pdfimage_print

BANDA ACEH  – Anggota Dewan Pakar Golkar Ridwan Hisjam mengatakan mundurnya Airlangga Hartarto dari kursi Ketua Umum nembuat situasi menjadi kacau.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Ridwan justru mempertanyakan keputusan Airlangga yang baru dilakukan sekarang.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

“Enggak setahun yang lalu harusnya mundur. Jadi begitu bener. Kok baru sekarang. Kuncinya Paradigma baru Golkar. Jangan separuh-separuh,” katanya saat podcast di kantor Tribun Network, Jakarta, Senin (12/8/2024).

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

“Jadi kalau wani-wani yo. Ojo wani gak wani. Saya gak usah jelasin contohnya apa. Banyak contoh-contohnya,” ucapnya.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Menurutnya mantan Ketua Umum Golkar Akbar Tandjung telah melakukannya menghadapi meski tersandera kasus Bulog-gate.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Ridwan menyebut Akbar Tandjung berani terus sampai detik terakhir berani masuk pengadilan lalu mahkamah agung hingga di penjara.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Hasilnya Golkar menang suara pemilu terbanyak Pemilu 2004.

“Kalau separuh-separuh membulet deh. Membulet iki. Nah ini dia (Airlangga) kena santap sendiri. Dari proses kemandirian partai Golkar. Paradigma baru Golkar iki mas. Tidak asal-asal loh mas. Melalui proses meditasi loh mas. Jadi ojo wani-wani. Simbol Golkar itu jujur,” tuturnya.

“Kalau takut di penjara jangan jadi Ketua Umum,” pungkasnya.

Berikut wawancara Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dengan Ridwan Hisjam:

Pak Ridwan kencang betul bersuara terkait dengan sosok Pak Airlangga Hartarto. Kencangnya tuh kencang negatif. Kenapa ini, Cak Ridwan?

Berita Lainnya:
Pertemuan Prabowo-Megawati Dibatalkan, Gerindra Ungkap Alasannya

Ya, kalau saya sih tidak ada masalah dengan Cak Airlangga. Airlangga saya panggil Cak juga karena lahir di Surabaya. Cuma besarnya di Jawa Barat, di Jakarta.

Bukan masalah pribadi Airlangga, tetapi masalah kepemimpinan di dalam membawa Partai Golkar. Nah, karena saya ini timnya Airlangga.

Di Bali 2016, Airlangga cuma dapat 14 suara. Saya ada di Airlangga. Itu, saya sama dia.

Tetapi begitu dia memimpin, saya sangat kecewa.

Ya, apanya Pak Ridwan? Karena apa kecewa?

Dia tidak melaksanakan keputusan yang sangat bersejarah merubah Golkar di zaman Orde Baru menjadi Partai Golkar. Di mana kita membuat paradigma baru.

Namanya paradigma baru Partai Golkar. Nah, itu diputuskan tahun 1.999. Di zaman Ketua Umumnya Akbar Tanjung.

Saya waktu itu Ketua di Jawa Timur. Kita ini berdarah-darah di Jawa Timur. Melakukan perubahan itu. Golkar ini sudah ada seharusnya.

Bubar sudah. Bendera-bendera sampai Lawang, Surabaya. Tau bagaimana kantor saya dibakar. Tahun 2001. Di Jalan Ahmad Yani.

22 kantor dibakar juga di Kabupaten Kota di Jawa Timur dari 38. Jadi kita ini bukan ngomong nyawa yang kita inikan. Makanya begitu saya lihat Golkar melenceng dari Paradigma Baru Golkar. Saya berdiri di depan.

Cak Ridwan harus sampaikan dulu Paradigma Baru Golkar itu apa?

Jadi Paradigma Baru Golkar itu setelah kita selama sekian tahun dari Sekber Golkar tahun 1964.

Berita Lainnya:
Diduga Beri Suap, Ronald Tannur dan Keluarga Bisa Jadi Tersangka

20 Oktober waktu itu didirikan.

Itu zamannya siapa?

Bung Karno. Ide-nya Golkar itu ide-nya Bung Karno. Pendirinya itu adalah orang-orang pembantunya Bung Karno. Namanya satu Mas Isman, Komandan Tentara RI dan Pendiri Kosgoro habis itu Pak Gandhi, Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR).

Pembantunya juga. Satu lagi Suhardiman. Ada satu lagi yang selama ini tidak pernah tampil. Gakari. Mayor General Gatot Swagio. Angkatan Darat. Propamnya Angkatan Darat ini. Inilah Cikal Bakal Golkar Sekber. Nah, habis itu 1971 ikut pemilu kan.

Berubah menjadi golongan karya. Menang kita. Sampai 1997 menang. Reformasi. 1998. Pemilu lagi 1999. Kalau kita tidak melakukan perubahan. Mengikuti reformasi maka habis dibubarkan.

Waktu itu sudah dibubarkan. Saya jadi Ketua Golkar bukan karena saya hebat. Tentara-tentara mohon maaf. Tiarap semua. Saya aktivis mahasiswa 77-78 di ITS di Surabaya.

Akbar Tanjung bilang Wan Kau jadi Ketua Golkar.

Kalau kau tidak jadi Ketua Golkar tidak bisa kerja saya. Saya ini Ketua Real Estate Jawa Timur di Surabaya. Waktu itu sampai terbangun perumahan banyak saya. Bayangkan saya pengusaha disuruh jadi Ketua Golkar.

Arek Surabaya 45. Jadi setelah itu Golkar berubah. Golkar Partai yang tidak mandiri. Menjadi Partai Mandiri. Perubahnya itu ya. Tidak mandiri jadi mandiri. Partai yang terbuka dulu tidak terbuka. Ada keputusan.

1 2 3

Reaksi & Komentar

هَلْ يَنظُرُونَ إِلَّا أَن يَأْتِيَهُمُ اللَّهُ فِي ظُلَلٍ مِّنَ الْغَمَامِ وَالْمَلَائِكَةُ وَقُضِيَ الْأَمْرُ ۚ وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الْأُمُورُ البقرة [210] Listen
Do they await but that Allah should come to them in covers of clouds and the angels [as well] and the matter is [then] decided? And to Allah [all] matters are returned. Al-Baqarah ( The Cow ) [210] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi