BANDA ACEH – Presiden Terpilih 2024-2029 sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto angkat bicara soal pernyataan Megawati Soekarnoputri yang merasa PDIP ditinggal sendirian oleh partai-partai.
Prabowo mengaku tak mengerti dengan asumsi bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ditinggalkan oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Hal itu disampaikan Prabowo menjawab pertanyaan wartawan usai menerima kunjungan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta, Kamis malam. “Saya tidak mengerti, ditinggal atau siapa yang meninggalkan siapa, saya tidak mengerti,” kata Prabowo.
Diketahui, Prabowo menerima kunjungan malam dari tiga elite partai sekaligus yang berada di luar KIM.
Mereka yang merapat ke kubu Prabowo adalah Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Plt. Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono, dan Ketua Umum Partai Perindo Angela Tanoesoedibjo.
Prabowo membeberkan ada beberapa hal yang disepakati dengan para elite tiga partai tersebut. “Kita membahas beberapa masalah dan kita sepakat untuk bekerja sama, berkolaborasi dengan baik menghadapi tantangan masa depan,” ujar Prabowo.
Terkait PDIP, Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum sebelumnya sempat menyindir soal wacana pembentukan KIM Plus di Pilkada 2024. Megawati menyebut bahwa ada upaya untuk meninggalkan PDIP sendirian dalam pencalonan kepala daerah Pemilukada 2024 mendatang.
“Saya suka ngomong pada diri saya sendiri, ‘Kasihan, deh, PDI Perjuangan, dikungkung, ditelikung, tinggal sendirian,’ gitu. Wah, yang lain apa namanya? KIM Plus? KIM Plus itu plusnya apa? (PKS) Oh gitu?” ucap Megawati saling sahut dengan kadernya di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (14/8).
Megawati mengatakan bahwa upaya meninggalkan Partai berlambang Banteng itu terbilang lucu.
Terlebih, Mega berdalih bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama di mata hukum, itulah yang menjadi landasan dilakukannya pemilihan umum secara langsung. “Kan aku tadi bilang, setiap warga negara mempunyai hak yang sama di mata hukum.
Jadi, kenapa ada pemilu langsung, supaya rakyat itu menjadi hakim tertinggi.” ‘Dialah dengan hati nuraninya, dengan pikirannya, akan memilih pemimpinnya, diizinkan, dan orang harusnya menerima hal itu,” kata Megawati