NASIONAL
NASIONAL

Goenawan Mohamad Serukan Revolusi dan Bubarkan DPR!

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Sastrawan Goenawan Mohamad atau GM tak mampu menahan air matanya saat berbicara di depan perwakilan Mahkamah Konstitusi atau MK dalam audiensi menolak sikap Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) soal UU Pilkada pada Kamis, 22 Agustus 2024. Dia tampak terisak menangis ketika berbicara perihal demokrasi hari ini.Mulanya GM menyampaikan terima kasih kepada Mahkamah yang sudah menerima kedatangannya bersama sejumlah masyarakat dari berbagai elemen. Dia mengatakan, keadaan demokrasi Tanah Air saat ini sedang genting.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Tak berselang lama, GM tampak menaruh mikrofonnya dan menangis. “Maaf saya enggak bisa ngomong karena emosi,” ujarnya, Kamis, 22 Agustus 2024.

Berita Lainnya:
Berbagai Pengakuan Orang-orang yang Pernah Dibantu Mardani Maming, Puji Ketulusan Sosok Pemimpin
ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Kemudian GM menyerukan untuk melakukan revolusi karena kondisi di Indonesia saat ini. Namun dia menyebut ongkos untuk melakukan revolusi itu banyak. “Ya, kalau saya enggak menahan diri, saya bilang kita revolusi saja,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Ia mengatakan, keadaan demokrasi di Indonesia sudah keterlaluan. Dia juga menyerukan supaya keberadaan DPR itu dibubarkan saja. Sebab, sikap DPR yang semestinya mewakili suara rakyat malah melawan konstitusi.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

“Sebenarnya DPR yang melawan konstitusi harus dibubarkan,” ucapnya. Audiensi masyarakat dari elemen akademisi hingga aktivis ini buntut sikap DPR yang menganulir putusan MK soal UU Pilkada.

Berita Lainnya:
Bertolak ke Luar Negeri, Prabowo Titip Pemerintahan ke Gibran dan KMP
ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Adapun MK memutus dua perkara perihal Undang-undang Pilkada pada Selasa, 20 Agustus 2024. Dalam perkara Nomor 60/PUU-XXII/2024, Mahkamah memutuskan mengubah syarat pendaftaran pasangan calon kepala daerah oleh partai Politik atau gabungan.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

MK menyatakan, bahwa seluruh partai politik peserta pemilu, baik yang mendapatkan kursi di DPRD ataupun tidak, bisa mendaftarkan pasangan calon kepala daerah. Sementara dalam perkara Nomor 70/PUU-XXII/2024, MK memutuskan bahwa syarat usia minimal calon kepala daerah harus dipenuhi saat penetapan pasangan calon oleh penyelenggara pemilu.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya