NASIONAL
NASIONAL

Suara Massa Aksi Kawal Putusan MK: Orang-Orang Susah Cari Kerja, Ini kok Enak Pakai Jalur Bapak

ADVERTISEMENTS
PON XXI Pekan Olahraga Nasional ACEH-SUMUT 8-20 September 2024 dari Bank Aceh
image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Dari atas mobil komando, Ketua DPRD Jawa Timur (Jatim) Kusnadi meneriakkan dengan menggunakan pengeras suara, ”Kami sepakat mendukung tuntutan aksi.”

ADVERTISEMENTS
Pengumuman Pendaftaran Bakal Pasangan Calon Gubernur Aceh dan Wakil Gubernur Aceh Tahun 2024

Tak cukup hanya itu, Kusnadi juga diminta tanda tangan nota tuntutan aksi yang dihelat berbagai elemen, utamanya mahasiswa, di depan gedung DPRD Jatim di Surabaya tersebut kemarin (23/8). Dokumen itu lalu ditunjukkan ke arah massa. Kusnadi berjanji akan langsung menyampaikan semua tuntutan ke DPR RI.

”Hari ini (kemarin, Red) dikirim. Kami mendukung suara teman-teman semua. Mari dikawal bersama,” ucapnya. Demonstrasi serupa di Surabaya yang merupakan bagian dari upaya mengawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang ambang batas pencalonan serta usia kepala daerah itu juga berlangsung di berbagai kota di Indonesia. Jakarta, Bandung, Palembang, Medan, dan Makassar di antaranya.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati HARDIKDA - Hari Pendidikan Daerah

Di antara yang berpartisipasi di Surabaya adalah para mahasiswa Universitas Airlangga, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, dan Universitas Muhammadiyah Surabaya. Beberapa terlihat membawa poster dukungan terhadap putusan MK. Lagu Buruh Tani Mahasiswa terdengar dinyanyikan berulang.

Berita Lainnya:
Megawati dan Keluarga Besar Seokarno Kumpul di MPR, Ada Apa?

”Poin tuntutan kami masih dalam rangka untuk turut mengawal putusan MK,” kata Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Airlangga Aulia Thaariq Akbar. Kericuhan sempat terjadi. Beberapa botol air mineral tampak terlempar dari belakang massa. Orator meminta tidak ada yang terprovokasi.

Merasa Dicurangi

Di Jakarta, aksi turun ke jalan juga masih terjadi. Kali ini titiknya berada di depan kantor KPU. Selain mahasiswa, terlihat berbagai golongan masyarakat yang hadir. Mulai pengusaha, karyawan, freelancer, hingga siswa SMA.

Balya dan Mussel adalah teman sejak SMP. Kali ini mereka tidak hang out di mal atau kafe seperti biasanya. Mereka turun ke jalan untuk menyuarakan keresahan. ”Saya sengaja ambil cuti dan beruntungnya kantor tidak tanya cuti untuk apa,” kata Balya, karyawan sebuah perusahaan swasta.

Berita Lainnya:
PKS Tagih Konsistensi Anies Perangi Golput

Pria 25 tahun itu merasa dicurangi dengan upaya mengkhianati putusan MK yang seharusnya final dan mengikat. ”Akal-akalan DPR, kongkalikong Jokowi. Ada usaha untuk menaruh orang-orang kenalan dia di pemerintahan. Kita diajari sejak SD kalau itu nepotisme,” cetusnya.

Balya menambahkan, yang membuat geram, upaya nepotisme tersebut tidak malu-malu dilakukan di depan mata rakyat. Dengan berapi-api Mussel menambahkan bahwa aksi itu merupakan akumulasi kekesalan mereka.

Mereka merasa dicurangi sejak MK mengubah aturan yang memungkinkan Gibran Rakabuming Raka maju mendampingi Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden. Lalu sikap DPR yang berusaha menganulir putusan MK yang diduga untuk memuluskan jalan Kaesang Pangarep bisa maju di pemilihan gubernur.

”Orang-orang di luar sana susah cari kerja, sementara ini kok gampang banget lewat jalur bapak,” kata perempuan yang merupakan freelancer di bidang seni tersebut. ”Lalu suara masyarakat untuk apa kalau prosesnya curang?” tambah Balya


Reaksi & Komentar

قُل لَّوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَن تَنفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا الكهف [109] Listen
Say, "If the sea were ink for [writing] the words of my Lord, the sea would be exhausted before the words of my Lord were exhausted, even if We brought the like of it as a supplement." Al-Kahf ( The Cave ) [109] Listen

Berita Lainnya